Apapaun alasannya, tindakan Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Sugianto Sabran, yang melakukan aksi lembar botol saat menonton pertandingan sepak bola Liga 1 di Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya, Sabtu (2/11/2019) kemarin, jelas-jelas salah.
Justru karena ia seorang gubernur, tingkat kesalahannya semakin besar, karena bisa memprovokasi penonton lainnya. Bila para supporter biasa yang melakukan, meskipun tetap salah, masih bisa dimaklumi.
Dari berita yang ditayangkan Kompas TV, Minggu pagi (3/11/2019), terlihat jelas aksi lempar botol air mineral dilakukan gubernur yang duduk di tribun khusus untuk orang-orang penting. Video adegan gubernur yang lagi marah-marah itu juga dapat dilihat di media sosial dan menjadi viral.
Ketika itu kubu tuan rumah Kalteng Putra yang menghadapi Persib Bandung terkena hukuman dari wasit Abdul Rahman asal Jakarta. Salah seorang pemainnya, Patrich Wanggai, dihadiahi kartu merah pada menit ke 28.Â
Inilah yang bikin penonton, termasuk sang gubernur kesal. Menurut berita tribunnews.com (3/11/2019), setelah melempar botol, gubernur turun ke lapangan.
Kapolres Palangkaraya AKBP Timbul RK Siregar menenangkan sang gubernur. Namun gubernur membalas dengan mengatakan kenapa Kapolres ancam-ancam dia. "Saya gubernur," ujar Kapolres menirukan ucapan Gubernur Kalteng kala itu.
Kapolres dibawa oleh staf gubernur untuk menjauh, tapi gubernur masih tetap mencoba mendekati Kapolres sambil marah-marah. Kemudian gubernur masuk lapangan menemui wasit, baru kembali naik ke tribun.
"Saya hanya menegakkan aturan karena tindakan gubernur salah memprovokasi penonton. Saya sudah memberi imbauan kepada Gubernur Kalteng," ujar Kapolres dalam klarifikasi terkait insiden tersebut di depan wartawan.
Memang bila dicari kesetaraannya, polisi yang bisa menegur seorang gubernur, minimal adalah Kapolda. Maka kalau pakai sopan santun, Kapolres harus melapor ke Kapolda untuk seterusnya Kapolda yang menegur atau berkomunikasi langsung dengan gubernur.
Namun tentu semua tahu kalau ada kericuhan dalam pertandingan sepak bola, maka aparat harus bertindak tegas secepatnya. Dalam hal ini tindakan Kapolres sudah betul.
Bahkan sekiranya Kapolres tidak ada di lapangan, hanya ada polisi yang berpangkat rendah yang memang ditugaskan mengamankan pertandingan, si polisi ini harus berani menegur siapapun yang memicu keributan.