Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

De Tjolomadoe, Transformasi Menawan dari Aset Terbengkalai Jadi Museum Kekinian

15 Oktober 2019   07:37 Diperbarui: 15 Oktober 2019   07:55 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arsitektur Pabrik Gula Colomadu (dok pribadi)

Hebatnya, Museum De Tjolomadoe adalah hasil transformasi yang cerdas,  dari sebuah pabrik gula yang berdiri tahun 1861 dan terakhir jadi milik PT Perkebunan Nusantara, namun menjadi aset terbengkalai karena tidak lagi beroperasi sejak tahun 1998 gara-gara dihantam badai krisis moneter, alih fungsi lahan dan minimnya suplai tebu.

Dok pribadi
Dok pribadi

Aset terbengkalai tersebut berupa lahan yang luas, beberapa gedung peninggalan Belanda yang juga luas, mesin-mesin dan berbagai tabung besar buat penguapan, dan alat-alat pabrik gula lainnya.

Biasanya aset terbengkalai milik negara akan berakhir dengan cara dilelang, sehingga jatuh ke tangan pemodal swasta. Kemungkinan besar investor baru akan meruntuhkan gedung bersejarah itu, untuk dibangun gedung baru berupa hotel, mal, apartemen dan bisnis properti lainnya.

Dok pribadi
Dok pribadi
Untunglah yang dipilih oleh Kementerian BUMN adalah menjadikannya sebagai museum yang digarap secara serius. Maka pada tahun 2016 lalu De Tjolomadoe pun menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Solo, Jawa Tengah.

Nama museum itu sendiri diambil dari nama pabrik gula saat didirikan dulu oleh  Mangkunegara IV yakni Pabrik Gula Colomadu, yang dalam ejaan lama ditulis Tjolomadoe. Nama ini berarti "gunung madu" sebagai simbol harapan agar mendapat panen yang berlimpah.

Dok pribadi
Dok pribadi
Kalau melihat mesin giling tebu yang besar dalam suatu rangkaian yang panjang, banyaknya tabung besar serta tungku pengapiannya, terbayang bahwa dulunya pabrik ini demikian besar. 

Museum ini merupakan hasil renovasi tanpa mengubah arsitektur awalnya yang dirancang arsitek Belanda, R. Kampf. Ciri khas gedung peninggalan Belanda dengan langit-langit yang tinggi membuat pemandangan dalam gedung terlihat lepas.

Arsitektur Pabrik Gula Colomadu (dok pribadi)
Arsitektur Pabrik Gula Colomadu (dok pribadi)
Ketika saya di sana sekitar jam 4 sore, pengunjung lumayan banyak. Sebagian besar merupakan kelompok remaja yang tidak begitu tertarik mengamati peralatan pabrik kuno, tapi sibuk menjadikannya sebagai latar belakang berfoto saja. Sebagai langkah awal agar generasi milenial mencintai museum, bagaimanapun juga ini harus diapresiasi.

Ada kafe yang besar di bagian belakang gedung. Ketika saya melongok, ternyata lagi ada live music. Sayangnya kafe relatif sepi, dugaan saya karena harga makanannya mahal.

Ada suatu ruangan yang dipenuhi foto-foto pahlawan nasional dan kutipan kata-kata yang memotivasi dari sang pahlawan tersebut. Ini sebetulnya sangat bernilai kalau saja para pengunjung mau membaca dan merenungkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun