Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Minum Jamu Tradisional, Kunci Kebugaran Presiden Jokowi

10 Agustus 2019   18:00 Diperbarui: 10 Agustus 2019   18:08 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai seorang yang terkenal suka blusukan sejak menjabat Wali Kota Solo hingga menjadi orang nomor satu di republik ini, tentu saja Presiden Jokowi harus mampu menjaga kesegaran tubuhnya setiap hari. Mungkin banyak yang bertanya, apa kunci rahasia kebugaran Presiden yang kita cintai itu? 

Kebetulan sekitar beberapa hari yang lalu saya menonton tayangan dari salah satu stasiun televisi yang meliput aktivitas Presiden Jokowi saat pagi-pagi sebelum memulai tugas rutinnya. Ternyata beliau memberikan resep kebugaran yang sangat gampang kita cari dan masih merupakan kekayaan tradisi asli Indonesia, yakni minum jamu. 

Karena saya menuliskan artikel ini agak lama setelah saya menonton tayangan itu, yang saya ingat dengan jelas bahan utama jamu tersebut memang bahan yang sudah teruji khasiatnya, yakni campuran dari tumbuh-tumbuhan yang banyak terdapat di negara kita, jahe, kunyit dan temulawak.

Maka untuk menguraikan secara lebih rinci saya pun melakukan pencarian informasi lebih lanjut tentang kebiasaan Presiden Jokowi setiap pagi tersebut. Kompas.com (23/7/2019) di bawah tulisan berjudul "Diminum Setiap Pagi, Ini Manfaat Jamu ala Jokowi", menjadi referensi saya.

Disebutkan bahwa Jokowi telah meminum ramuan ajaib itu secara rutin sejak 17-18 tahun yang lalu. Caranya pun gampang. Jahe, kunyit dan temulawak tersebut ditumbuk atau dirajang, lalu diseduh dengan air panas.

Ternyata nenek moyang kita sudah meninggalkan warisan yang demikian berharga. Hanya saja sebagian kita ada yang menganggap hal yang berbau tradisional sebagai ketinggalan zaman. Banyak yang bahkan membuang devisa dengan berobat di luar negeri. Jangan heran bila banyak warga Indonesia ditemui di rumah sakit di Malaysia dan Singapura.

Namun pegiat usaha jamu tradisional juga cukup gesit, sehingga sampai sekarang sudah muncul jamu yang diproduksi secara massal oleh perusahaan besar dengan menggunakan peralatan modern dan dikemas secara praktis. Perusahaan-perusahaan tersebut juga gencar berpromosi di berbagai media dengan menggunakan public figure.

Tentu saja jamu yang diproduksi oleh perusahaan besar telah melewati tahap uji mutu dan aman untuk dikonsumsi sesuai petunjuk pemakaiannya. Masalahnya bagaimana dengan jamu yang dibuat oleh perorangan dan usaha kecil yang dijajakan dari rumah ke rumah atau mangkal di emperan kaki lima?

Sekiranya jamu buatan perorangan itu diracik secara benar, seharusnya juga tak kalah berkhasiat karena asumsinya bahan-bahannya masih dalam kondisi segar. Tapi apakah ada pembinaan secara berkala dari dinas kesehatan terkait cara meracik dan menyajikan jamu yang benar?

Pilihannya bagi kita sebagai konsumen, bila ingin minum jamu gendong, sebaiknya diajak dulu penjualnya mengobrol bergaya ringan, agar secara tidak langsung mengetahui bagaimana ia mencari bahan dan meraciknya. Atau kalau ada waktu, tak ada salahnya kita membeli bahan di pasar tradisional dan meraciknya sendiri.

.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun