Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bank Muamalat Berharap pada Ilham Habibie, Sang Penyelamat Baru

25 Juni 2019   13:15 Diperbarui: 25 Juni 2019   13:37 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. wartaekonomi.co.id

Sampai saat ini BM sudah beberapa kali berganti pemilik saham mayoritas. Islamic Development Bank (IDB) dan Boubyan Bank Kuwait menjadi penyelamat pada awalnya dengan menjadi pemegang saham pengendali. 

Tapi ketika tahun 2015 BM mengalami masalah permodalan, IDB menolak menyuntikkan dana segar untuk menyelamatkan usaha bank. Ironisnya berkali-kali BM berencana untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), namun entah kenapa gak jadi-jadi. Jangan-jangan BM belum cukup kuat bila harus membuka semua "isi perut"-nya agar bisa melakukan IPO.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), setidaknya perlu dana Rp 4-8 triliun untuk menyelamatkan BM. Sejumlah investor sempat dikabarkan bakal masuk, seperti PT Mina Padi Investama dan Bank Rakyat Indonesia. Namun mereka menemui jalan buntu dengan berbagai sebab.

Untunglah muncul sang penyelamat baru, yakni Ilham Habibie, putra dari mantan Presiden BJ Habibie (yang dulu menjadi Ketua Umum ICMI saat terbentuk tahun 1990).  Dilansir dari cnbcindonesia.com (22/4/2019), Ilham Habibie akan mengakuisisi 50,3% saham BM melalui Al Falah Investments Pte Ltd, dan berdasarkan prospektus Al Falah mengambil 77,1% saham baru yang diterbitkan BM.

Al Falah sendiri adalah perusahaan yang didirikan Ilham bekerja sama dengan SSG Capital, perusahaan investasi asal Hongkong. Karena Al Falah masuk BM dengan menyerap saham baru, maka berdampak turunnya persentase kepemilikan pemegang saham lainnya. 

Peran Ilham Habibie akan dominan dalam menyehatkan BM dan membawanya agar kembali on the right track. Hanya saja belum terbetik kabar, apa saja langkah perbaikan yang telah diambil BM. Yang jelas, BM harus mampu melaksanakan tata kelola yang benar (good corporate governance) dan berbisnis secara profesional tanpa berharap fasilitas dari pemerintah.

Kalau bank syariah lain mampu berkembang dengan baik, tentu BM harusnya juga bisa.

dok. wartaekonomi.co.id
dok. wartaekonomi.co.id
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun