Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Lelucon yang Tidak Lucu Bersliweran di Layar Kaca

6 April 2019   08:37 Diperbarui: 8 April 2019   19:28 2621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Parahnya, ada pembawa acara debat yang seperti mengarahkan agar diskusi menghasilkan kesimpulan sesuai keinginannya atau mungkin memang di-setting begitu.

Cari lagi tontonan lain, ada sinetron dengan jalan cerita yang kurang logis tapi disebut sebagai kisah nyata. Atau yang berkisah tentang cinta remaja perkotaan kelas atas yang menjual impian bagi kalangan masyarakat kebanyakan.

Pindah channel lagi ah. Eh ketemu lelucon yang garing lagi seperti main tebak-tebakan antar pembawa acara dan bintang tamunya, lomba merayu cewek dengan cara yang konyol, atau lomba memerankan tingkah polah artis tertentu lengkap dengan dandanannya yang norak.

Mungkin memang yang seperti itu yang disukai anak-anak sekarang? Saya sendiri merindukan muncul lagi lawakan ala grup legendaris seperti Kwartet Jaya (Bing Slamet, Ateng, Iskak, dan Edy Sud), atau S. Bagio dengan teman-temannya Darto Helm, Diran, dan Sol Saleh. 

Berikutnya juga ada Srimulat, Warkop DKI, Padhyangan, Bagito, Patrio, Teamlo, Cagur, dan Bajaj. Beberapa grup yang ditulis terakhir, personilnya masih relatif muda tapi sekarang bermain sendiri-sendiri karena grupnya sudah bubar atau tidak aktif.

Tampaknya era grup lawak seperti itu sudah berakhir. Tapi sekiranya format lawakan grup legendaris itu bisa dimodifikasi dengan gaya kekinian oleh komedian zaman sekarang, rasanya pantas dicoba.

Melawak itu memang tidak gampang. Ada beberapa pelawak yang sedang laris dan didaulat menjadi pembawa acara yang tampil tiap malam di layar kaca.

Mungkin karena tidak punya waktu, mereka jadi kehilangan kreativitas. Akhirnya mereka hanya mengulang pola lawakan yang begitu-begitu saja, yang dulu sukses memancing tawa, tapi lama-lama tentu membosankan.

Beberapa sinetron era 1990-an sampai awal 2000-an juga saya rindukan lagi, seperti Si Doel Anak Sekolahan dan Bajaj Bajuri. Alangkah bagusnya bila diproduksi lagi sinetron yang penuh dengan kisah-kisah keseharian orang banyak diselipi kelucuan yang meluncur secara spontan seperti itu, yang membuat penonton merasa "terwakili".

Tentu saja masih ada beberapa acara televisi yang menarik dan perlu dipertahankan.

Contohnya yang mengangkat perjuangan anak muda yang mengajar di daerah terpencil, kisah prajurit di daerah perbatasan negara, menjelajahi berbagai daerah di nusantara dengan menonjolkan keindahan alam dan keragaman budayanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun