Bagi mereka yang rutin menyimak siaran berita dari media televisi nasional, mulai hari ini akan banyak disuguhi selingan iklan dari semua parpol peserta pemilu bulan April mendatang. Rupanya, meski pemilih pemula tidak lagi tertarik menonton televisi, semua parpol masih menganggap penting, karena pemilih yang berusia di atas generasi milenial masih setia dengan layar kaca.
Nah, sesuai yang diatur KPU, kampanye di media masa berlangsung dari tangal 24 Maret 2019 sampai 13 April 2019. Pantas saja begitu tadi pagi saya menonton berita, selingan iklannya didominasi oleh iklan parpol.
Mungkin karena masih hari pertama, saya masih bisa menikmati beragam iklan tersebut, meskipun saya yakin beberapa hari lagi akan mulai bosan, kecuali materi iklan dari parpol yang sama diganti dengan yang baru.
Sekilas terlihat hampir semua parpol menonjolkan figur ketua umumnya, suatu hal yang wajar sebetulnya, termasuk PDIP menampilkan Megawati dengan suaranya yang lantang mengajak generasi muda untuk bangkit. Kemudian pada detik terakhir baru terlihat wajah Presiden Joko Widodo.
PAN menampilkan banyak sekali calegnya yang berstatus selebriti, dengan sang ketua umum Zulkifli Hasan muncul di akhir iklan. Namun figur yang ditonjolkan adalah si Raja Dangdut Rhoma Irama yang punya partai sendiri, Partai Idaman, namun tidak lolos seleksi KPU untuk ikut bertarung di pileg mendatang.
Warna agak lain dipertunjukkan oleh iklan PSI, yang sebetulnya sudah mencuri start dengan seringnya sang ketua umum Grace Natalie muncul dalam iklan terselubung yang kocak. Namun versi iklan resminya justru tak ada wajah para petinggi partai, hanya ada sekelompok orang bermain musik dan bernyanyi lagu dangdut dengan syair mengajak pemirsa mencoblos PSI.
Beberapa partai menampilkan tokoh masa depan yang diusungnya, contohnya Partai Demokrat dengan Agus Harimurti Yudhoyono dan PKPI dengan Diaz Hendroproyono. Ternyata sekarang ketua umum PKPI memang Diaz.
Menarik mencermati iklan PPP setelah ketua umumnya yang akrab dipanggil Romi terkena OTT oleh KPK. Romi pada dasarnya senang tampil di banyak iklan PPP sebelum Jokowi menjatuhkan pilihan pada KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres yang digandengnya.Â
Dugaan saya mungkin iklan PPP dengan figur Romi sudah disiapkan tapi urung ditayangkan. Justru tak satupun unsur pimpinan PPP yang muncul  di iklannya. Yang tampil adalah bintang sepak bola Budi Sudarsono, mantan striker handal timnas belasan tahun lalu, yang sekarang menjadi caleg PPP.
Partai Berkarya dan Partai Garuda dalam iklannya juga tidak menampilkan ketua umum atau pejabat partai lainnya, berbeda dengan Perindo yang juga partai baru, namun iklannya mirip dengan partai senior yang menonjolkan ketua umum seperti iklan PDIP, Gerindra, Golkar, Nasdem, PKB, Hanura, PKS, dan PBB. Khusus PKS juga menonjolkan sang ketua Majelis Syuro, Â Salim Segaf Al-Jufri.
Begitulah aneka warna iklan parpol di layar kaca. Kehebatannya bukanlah dari berbagai aspek penilaian seperti yang lazim dilakukan dalam lomba video atau film pendek, namun dari seberapa banyak tambahan suara yang diraup masing-masing partai di luar pemilih tradisionalnya