Piala Presiden adalah turnamen sepak bola yang rutin digulirkan setiap tahun sejak tahun 2015, artinya sejak era Presiden Joko Widodo. Waktu penyelenggaraannya dipilih sebelum kompetisi liga dimulai, makanya turnamen ini disebut juga sebagai turnamen pra musim.Â
Sekarang, Paiala Presiden 2019 telah menyelesaikan babak penyisihan yang diikuti 20 klub, terdiri dari 18 klub Liga 1 dan 2 klub Liga 2. Ke 20 klub itu terbagi atas 5 grup.Â
Mulai besok, Kamis (28/3/2019) akan dilangsungkan pertandingan pada babak perempat final atau 8 besar. Sesuai undian, Persija akan berhadapan dengan Kalteng Putra, Bhayangkara FC melawan Madura United, Persebaya menghadapi Tira Persikabo, dan Persela Lamongan bertemu Arema FC
Ada yang istimewa dari sisi governance atau tata kelola pada Piala Presiden, yakni aspek transparansinya. Bahkan tidak tanggung-tanggung, salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) berkelas internasional, termasuk big four di dunia, Pricewaterhouse Coopers (PWC) diminta untuk melakukan audit atas penyelenggaraan turnamen ini.
Salah satu bentuk transparansinya adalah berupa pengumuman yang dilakukan pada babak kedua dari sebuah pertandingan. Yang diumumkan adalah jumlah penonton yang hadir saat itu, jumlah penerimaan uang dari tiket masuk, serta jumlah pedagang kecil/asongan yang ada di area stadion.Â
Jadi, berapa pendapatan yang diterima panitia sudah tercatat dengan rapi dan diketahui publik. Namun untuk mengtahui data keuangan lain seperti jumlah pemasukan dari sponsor dan jumlah biaya penyelenggaraan, masih butuh waktu atau tidak bisa langsung diumumkan.
Mungkin ini satu-satunya turnamen di dunia yang ada pengumuman seperti itu di saat laga tengah berlangsung. Selama ini hanya ada pengumuman pergantian pemain, atau pengumuman nama pencetak gol. Apakah penonton peduli dengan pengumuman tersebut, itu soal lain. Yang penting pertanggungjawaban panitia menjadi jelas.
Mengenai pengumuman jumlah pedagang kecil, ini memang komitmen sejak Piala Presiden pertama kali bergulir, yakni harus memberikan dampak positif bagi pelaku bisnis skala mikro dan kecil.
Pedagang aneka makanan dan minuman serta pedagang jersey dan pernak-pernik klub yang berlaga, biasanya akan panen bila jumlah penonton membludak. Bukankah ini ikut menggerakkan perekonomian di kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah?
Transaparansi ala Piala Presiden patut dicontoh oleh panitia berbagai event olahraga di tanah air, tidak terbatas pada sepak bola, terutama yang ramai ditonton secara langsung.
Bila tidak ada anggaran untuk membayar audit fee, pakai auditor lokal skala kecil pun tidak masalah. Bahkan tanpa auditor resmi juga tidak apa-apa, asal ada semacam petugas khusus yang diminta panitia untuk menghitung dan mengumumkan jumlah penonton, jumlah pemasukan dari tiket yang terjual, dan jumlah pedagang yang terlibat.