Cerita tentang Marinus Wanewar, bintang timnas U-22 Indonesia di turnamen Piala AFF bulan Februari lalu, ternyata masih ada sambungannya. Setelah memohon kepada Presiden Joko Widodo agar jalan di kampungnya di Sarmi, Papua, diperbaiki, sekarang Marinus kembali mengundang decak kagum karena uang bonus dari Presiden sebesar Rp 200 juta disumbangkannya ke gereja.
Pelatih timnas U-22 Indra Sjafri tak sungkan berkali-kali memuji Marinus. Sebagaimana yang dilansir dari kompas.com (6/3/2019), Indra mengatakan jarang ada orang baik di Indonesia seperti Marinus. "Siapa bilang Marinus bukan anak baik, dapat bonus Rp 200 juta, dia perbaiki gereja di desanya. Ada gak orang Indonesia seperti itu. Jarang.", kata Indra.Â
Marinus di tahun lalu, saat sempat dipanggil oleh pelatih Luis Milla yang menangani timnas U-23 saat itu, terkenal sebagai pemain yang sulit mengendalikan emosinya. Akhirnya Marinus tidak terpilih memeperkuat timnas yang berlaga di Asian Games, Agustus 2018, di Jakarta.
Sebagai pemain klub Bhayangkara FC (berstatus pinjaman dari Persipura Jayapura) pada Liga 1 tahun lalu, Marinus juga sering menjadi pemain cadangan. Meskipun demikian, ia tercatat mengoleksi 3 gol sepanjang Liga 1 bergulir.
Nah, tahun ini Marinus tampaknya berjodoh dengan Indra Sjafri. Namun bukan tiba-tiba kalau Marinus dari bad boy menjadi good boy. Ternyata, Indra betul-betul mendalami karakter Marinus dari hasil psikotest. Indra tak mau percaya begitu saja omongan orang lain.
Kesimpulannya, Marinus membutuhkan tokoh panutan yang bisa dipercayanya. Â Apa yang diminta oleh orang yang dipercayanya, Marinus pasti akan melakukan dengan baik. Dan Indra Sjafri, pelatih bertangan dingin asal Sumatera Barat adalah orang yang dipercaya Marinus.
Marinus bisa mempercayai pelatihnya itu karena Indra sendiri tidak asal ngomong, tapi melaksanakan apa yang diomongkannya. Jadi, bila Indra meminta Marinus tidak keluar malam, Indra sendiri memang tidak keluar malam. Indra berani ngomong agar Marinus rajin ke gereja, karena ia juga rajin ke masjid.
Artinya, Indra menerapkan salah satu konsep kepemimpinan ala Jawa, ing ngarso sung tulodo, yang di depan (seperti seorang pelatih) harus menjadi teladan, memberi contoh yang baik.
Terbukti sudah kebesaran jiwa Marinus. Ia punya wawasan lingkungan yang luas. Ia punya perhatian terhadap perbaikan jalan dan perbaikan tempat ibadah di kampungnya.
Kalau ia hanya berpikir untuk kepentingan pribadi, tentu uang yang diterimanya akan dibelikan kepada materi yang bisa dipakai buat gaya-gayaan.Â