Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Indonesia Masuk Negara Berpendapatan Menengah ke Atas, Kesenjangan Jadi Masalah

11 Februari 2019   17:16 Diperbarui: 13 Februari 2019   07:20 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

GR nol menggambarkan pemerataan yang sempurna, semua orang sama penghasilannya. Sedangkan GR 1 adalah kesenjangan yang sempura, kekayaan hanya dikuasai 1 orang. Kedua kondisi ekstrim ini dalam kenyataan tidak ditemukan.

Bila ditelusuri, data terbaru GR Indonesia untuk kondisi akhir tahun 2018 belum tersedia. Namun dari data yang diberitakan media, pada posisi Maret 2018 tercatat sebesar 0,389, membaik 0,004 ketimbang Maret 2017 yang sebesar 0,393.

Penurunan GR Indonesia sejalan dengan pernyataan pemerintah tentang turunnya jumlah penduduk miskin. Suatu hal yang pantas diapresiasi.

Namun PR yang masih menunggu tidak bisa diabaikan. Coba simak data yang dikutip dari katadata.co.id (30/10/2018), yang sumber aslinya adalah Global Wealth Report 2018 yang dirilis oleh Credit Suisse.

Disebutkan bahwa 1% orang terkaya Indonesia menguasai 46,6% total kekayaan semua penduduk dewasa di tanah air. Kalau diperluas lagi, 10% orang terkaya menguasai 75,3% dari total kekayaan penduduk. Artinya, ketimpangan antar kelompok kaya dan miskin masih jadi masalah besar.

Kalau kita berjalan-jalan di mal mewah di Jakarta dan Surabaya, akan gampang terlihat kelompok mana yang memang punya daya beli tinggi dan kelompok mana yang ke mal sekadar cuci mata saja.

Jelaslah, meskipun berbagai program pemerintah terkait pemberdayaan ekonomi terhadap masyarakat miskin sudah berjalan, demikian pula berbagai program corporate social responsibilities dari perusahaan besar terhadap warga kurang mampu, tetap diharapkan frekuensi dan jumlah bantuannya di masa depan lebih besar lagi, agar terjadi redistribusi pendapatan dari kelompok masyarakat mampu ke kelompok masyarakat kurang atau tidak mampu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun