Sayangnya Edy yang awalnya terlihat cukup menjanjikan, sejak sibuk kampanye di pilgub Sumatera Utara, tidak lagi efektif dalam memimpin.
Jadi, tindakan masyarakat meminta Edy out bukanlah karena prestasi timnas jeblok, tapi karena efektivitas kepemimpinannya yang terganggu. Ditambah lagi dengan terkuaknya kasus pengaturan skor yang sebetulnya adalah lagu lama yang luput dari pantauan PSSI, bahkan ada oknumnya yang terlibat.
Soal prestasi timnas mah, tidak jelek-jelek amat, dalam arti masih jalan di tempat. Timnas U-16 berhasil menjuarai AFF U-16 tahun lalu, menjadi catatan terbaik selama Edy memimpin.
Sayangnya untuk timnas senior, awal yang baik saat Edy baru menjabat, menjadi finalis Piala AFF 2016 anjlok dengan kegagalan di babak penyisihan Piala AFF 2018.Â
Timnas juga hanya mampu menembus 16 besar Asian Games, meski Indonesia jadi tuan rumah di Jakarta Agustus tahun lalu, dan ada pelatih kelas dunia, Luis Milla yang jadi juru racik strategi.
Sekarang sambil menunggu diselenggarakannya Kongres berikutnya untuk merombak kepengurusan, Joko Driyono yang menduduki kursi yang ditinggalkan Edy, menyandang beban berat. Â Kita tunggu saja apakah Joko bisa memenuhi harapan masyarakat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H