Padahal sejarahnya dulu dokter-dokter Malaysia banyak yang kuliah di berbagai fakultas kedokteran di negara kita, bahkan sampai sekarang masih berlanjut. Artinya faktor pengetahuan dokter pun harus kita kesampingkan, selain faktor jarak.
Maka berdasarkan cerita kerabat saya yang tinggal di Riau, pertimbangan banyak pasien memilih berobat ke negara tetangga terutama karena pelayanan dokternya yang gampang ditemui dan waktu konsultasi yang relatif lama ketimbang yang biasa dilakukan dokter dalam negeri.
Hal itu karena dokter di Malaysia dan Singapura tidak berpraktik di banyak tempat seperti dokter negara kita, sehingga kemampuan seorang dokter meluangkan waktu untuk menangani keluhan pasiennya terasa lebih longgar.Â
Faktor lain adalah kecepatan pelayanan, jarang sekali pasien yang ditelantarkan dulu sebelum mendapat penanganan secara medis. Kelengkapan fasilitas juga salah satu faktor meskipun beberapa rumah sakit besar dalam negeri juga sudah bisa mengimbangi.
Terakhir, faktor harga yang menurut cerita kerabat saya, beberapa rumah sakit di Malaysia relatif lebih murah ketimbang di rumah sakit swasta dalam negeri untuk jenis tindakan medis yang sama.Â
Pemberitaan tentang terbangnya Ustad Arifin Ilham ke Penang secara tak langsung menjadi promosi gratis bagi dunia kesehatan Malaysia. Hal ini harus dipandang secara positif, menjadi bahan introspeksi bagi pihak yang terkait dengan pegelolaan rumah sakit di Indonesia, bagaimana agar pelayanan kesehatan kita mampu menyamai Malaysia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H