Di tengah merebaknya isu pengaturan skor, baik yang melibatkan klub-klub yang berkompetisi di Liga 1 dan Liga 2, maupun timnas senior saat laga final Piala AFF 2010 di Kuala Lumpur melawan tuan rumah Malaysia, PSSI mengeluarkan keputusan strategis hari ini (20/12), yakni terkait penunjukan pelatih timnas.
Dengan demikian teka teki yang sudah dua minggu ini menghiasi pemberitaan di seputar sepak bola kita, di samping isu pengaturan skor itu tadi yang masih jadi perdebatan, terjawab sudah. Pilihan PSSI akhirnya memilih salah satu nama yang sudah diprediksi banyak pengamat.
Sebelumnya yang masuk nominasi menjadi arsitek timnas senior adalah Stefano Cugurra Teco, pelatih terbaik Liga 1 2018 yang sukses mengantarkan Persija menjuarai kompetisi kasta tertinggi di tanah air, Robert Rene Albert (pelatih PSM Makassar) dan Simon McMenemy (pelatih Bhayangkara FC).
Ketiga pelatih di atas, mengacu pada pernyataannya yang ditulis banyak media, terlihat sangat antusias bila betul-betul dipilih menjadi pelatih timnas senior. Hal ini dianggap sangat prestisius, meskipun tekanannya juga amat tinggi. Bahkan pelatih sekaliber Luis Milla pun belum mampu mempersembahkan gelar juara, meski di tingkat Asia Tenggara.Â
Siapa yang akhirnya terpilih? Bukan pelatih terbaik Stefano Cugurra Teco, tetapi Simon McMenemy yang tahun 2017 lalu secara mengejutkan membawa Bhayangkara FC yang banyak mengandalkan pemain muda, menjadi jawara Liga 1. Namun tahun ini klub yang terafiliasi dengan Polri ini hanya menjadi juara ke 3.
Simon bukan orang baru di kancah persepakbolaan Indonesia. Sebelum menangani Bhayangkara, ia pernah memegang klub Mitra Kukar dan Pelita Bandung Raya.
Karirnya sebagai pelatih timnas juga bukan yang pertama, karena pernah sukses mengantarkan Filipina maju ke semi final Piala AFF 2010, yang akhirnya dikalahkan Indonesia.Â
Justru karena atmosfer di Gelora Bung Karno (GBK) yang demikian bergelora saat Filipina menghadapi Indonesia 8 tahun lalu itu, membuat Simon terobsesi untuk suatu kali berada di kubu timnas Indonesia. Obsesi yang akhirnya terwujud.
Usianya relatif muda untuk ukuran seorang pelatih timnas, baru 41 tahun. Tapi ia sudah memulai karir kepelatihan sejak berumur 31 tahun. Sekarang di pundak lelaki kelahiran Skotlandia itu tersandang beban berat untuk mengangkat prestasi timnas senior.
Selain itu, PSSI juga telah menunjuk Indra Sjafri menjadi pelatih timnas U-23 yang akan berlaga di  Piala Asia U-22 dan Sea Games 2019. Sedangkan Bima Sakti "turun pangkat" menjadi pelatih timnas U-16. Sebelumnya Bima adalah pelatih timnas senior di Piala AFF 2018.
Menjadi pertanyaan, kenapa pelatih timnas U-19 yang ditinggalkan Indra Sjafri, belum ditetapkan pelatihnya? Bukankah selayaknya diserahkan kepada Fakhri Husaini yang terbilang sukses saat menangani timnas U-16 yang nyaris menembus Piala Dunia U-17?