Waktu Liga 1 pertama kali bergulir tahun 2017 lalu, diterapkan peraturan yang mewajibkan setiap klub memainkan minimal tiga orang pemain muda berusia maksimal 23 tahun, meskipun hanya untuk beberapa menit. Maka dari sanalah mencuat nama-nama seperti Febri Haryadi dari Persib atau Rizaldi Hehanusa dari Persija.
Tahun ini, peraturan itu dihapus, sehingga tak heran klub sekelas Persija saja yang akhirnya tampil sebagai juara, menampilkan banyak sekali pemain tua, yang umurnya bahkan di atas 35 tahun, seperti Ismed Sofyan, Adison Alves, Maman Abdurrahman, dan Bambang Pamungkas.Â
Maka, bila di tahun ini jam bermain pemain muda jauh berkurang, itulah konsekuensinya. Akibatnya proses regenerasi pemain juga mengalami keterlambatan. Namun demikian, tetap ada satu dua pemain muda, yang belum berulang tahun ke 20, Â yang menonjol dan mendapat kepercayaan dari pelatih klub untuk tampil sebagai pemain inti.Siapa saja mereka? Di urutan teratas pastilah Saddil Ramdani. Pemuda asal Sulawesi Tenggara yang sebulan lagi akan genap berusia 20 tahun ini, menjadi pilihan utama untuk posisi sayap kanan di klub Persela Lamongan yang diarsiteki oleh Aji Santoso.Â
Saddil juga terpilih memperkuat timnas di tiga kategori sekaligus, yakni timnas U-19, timnas U-23, dan timnas senior. Sayangnya saat timnas senior akan bertarung di Piala AFF November lalu, nama Saddil dicoret pelatih Bima Sakti karena tersangkut kasus pemukulan pada kekasihnya di Lamongan. Â
Syahrian Abimanyu, pemain remaja lainnya, juga sering dimainkan klubnya Sriwijaya FC, khususnya sampai paruh musim, saat Sriwijaya masih dilatih oleh Rahmad Darmawan. Syahrian pernah mencetak gol indah dari tendangan jarak jauh, baik saat di klub maupun saat membela timnas U-19.
Setelah itu, Asnawi Mangkualam dari PSM Makassar dan Todd Rivaldo Fere dari Persipura, relatif punya jam terbang lumayan selama kompetisi tahun ini. Permainan keduanya terbilang bagus, bahkan Todd mewarisi gaya seniman sepak bola khas Papua yang mampu mempertontonkan gerakan yang indah, sehingga mengundang decak kagum penonton.
Nurhidayat Haji Haris dari  klub Bhayangkara FC, Rifad Marasabessy (Madura United), Indra Mustafa (Persib), Luthfi Kamal (Mitra Kukar), Firza Andika (PSMS),  dan M Raffi Syarahil (Barito Putera) adalah kelompok pemain remaja yang tercatat kadang-kadang dimainkan di klubnya. Dari panjangnya daftar ini, jelaslah kebayakan pemain remaja peluangnya untuk main adalah fifty-fifty.
Sedangkan pemain timnas U-19 lainnya yang berposisi sebagai striker dan penjaga gawang terhitung amat jarang diturunkan klubnya masing-masing. Hanis Saghara mungkin hanya sebagai striker ketiga atau keempat di Bali United.
Padahal kalau kita ingat dulu, Boaz Solossa di usia 18 tahun telah menjadi striker tersubur, tidak saja di level Indonesia, tapi juga di Asia Tenggara. Sebelum itu, Kurniawan Dwi Yulianto dan Bambang Pamungkas, di usia masih belasan juga sudah menunjukkan tajinya.
Tidak berlebihan kiranya, untuk Liga 1 tahun depan, meskipun tidak perlu dipaksa dengan peraturan tertulis, klub-klub punya komitmen untuk menurunkan pemain muda dengan menit bermain lebih lama, termasuk pada posisi striker.