Musafir adalah istilah dalam bahasa Arab untuk menggambarkan orang yang dalam perjalanan. Namun istilah inilah yang disematkan bagi klub sepak bola kebanggaan warga Jakarta, Persija, karena belum punya stadion yang bisa menjadi markasnya secara permanen.
Sebetulnya ada beberapa sebab kenapa sebuah klub terpaksa "menggelandang" seperti itu. Persib saat ini terusir dari Bandung gara-gara hukuman dari PSSI terkait ulah suporternya, dan memilih Gianyar, Bali, menjadi homebase selama masa hukuman. Lain lagi dengan PSIS Semarang yang sekarang berkandang di Magelang, karena stadion di Semarang sedang direnovasi.
Jadi, baik Persib maupun PSIS tidak 100% musafir, karena meskipun tidak berlaga di kota asalnya, namun memilih satu kota lain selama masa tertentu. Nah, Persija memang berbeda kasusnya, sampai sekarang tidak jelas di mana kandangnya, meskipun selama Liga 1 2018 lebih banyak bermain di Stadion Patriot Bekasi, tapi kadang-kadang juga bermain di tempat lain.Â
Namun, betapa bahagianya Persija karena sempat beberapa kali diperkenankan bermain di Gelora Bung Karno (GBK), stadion terbaik di Indonesia saat ini. Tapi itu kesempatan yang langka pada musim kompetisi tahun lalu dan tahun ini.Â
Di samping itu, Persija pernah pula menggunakan Stadion Pakansari Cibinong, Stadion Wibawa Mukti Cikarang  dan Stadion Bantul untuk menjamu lawan-lawannya. Pada musim kompetisi sebelumnya, Stadion Manahan Solo, dan Stadion Maguwoharjo Sleman pernah pula dihinggapi Persija.
Sebetulnya, segenap stakeholder Persija yang mencakup pihak manajemen, pemain, tim pelatih, dan terutama para pendukung setia yang tergabung dalam Jakmania, sudah sangat ingin melihat janji kampanye calon gubernur DKI Jakarta untuk membangun sebuah stadion yang representatif sebagai markas Persija.
Setelah Stadion Lebak Bulus dirobohkan, dan sekarang jadi Depo MRT, praktis Persija tidak lagi punya markas. Sejak itulah status musafir disandangnya. Padahal sejak 1997 Persija memakai stadion ini sampai 2008 dengan segenap kenangan manis dan pahitnya. Memang setelah itu, Persija banyak bermain di GBK, namun karena menyandang status sebagai stadion nasional, GBK sering pula dipakai buat agenda lain yang membuat Persija tersingkir.
Kalau ditelusuri lagi, sejarah awal Persija sangat lekat dengan keberadaan Stadion Menteng, yang oleh sebab itu disebut juga sebagai Stadion Persija. Tapi apa daya, lapangan bola di kota metropolitan memang harus kalah oleh berbagai pembangunan lain. Stadion Menteng sekarang jadi taman kota yang bersisian dengan toko-toko modern.
Pernah mendengar "Stadion BMW"? Itulah stadion yang digadang-gadang akan dibangun buat Persija, tapi ya sampai sekarang, sudah beberapa kali pergantian Gubernur sejak wacananya digulirkan seiring alih fungsi Stadion Lebak Bulus, tetap saja masih "akan".
BMW adalah slogan Jakarta di era gubernur Fauzi Bowo, yang artinya adalah "Bersih, Manusiawi, dan Berwibawa". Sebuah taman di Jakarta Utara yang bernama Taman BMW, sudah lama akan disulap menjadi stadion bertaraf internasional, yang untuk sementara dinamakan Stadion BMW.
Tapi begitulah, mungkin terlalu banyak permasalahannya, makanya sulit sekali mewujudkan sebuah stadion baru di Jakarta. Jakmania sudah lelah mendengar janji, yang di saat kampanye tampak menggebu-gebu. Mereka berharap, terus kecewa, lalu setelah gubernur berganti, berharap lagi, lalu kecewa lagi.