Jonatan Christie, atau lebih dikenal dengan Jojo, adalah salah satu atlet Indonesia yang bersinar di Asian Games tiga bulan lalu. Pebulutangkis berwajah tampan itu berhasil menyumbangkan medali emas dari nomor tunggal putra. Suatu hal yang sudah lama tidak diperoleh atlet kita, karena kekuatan kita dalam 10 tahun terakhir ini, hanya pada nomor ganda, khususnya ganda putra dan ganda campuran.
Sayangnya seperti yang sudah dikawatirkan banyak orang, setelah Asian Games, prestasi emas tersebut belum terulang lagi. Jojo seperti mengalami anti klimaks. Belum satu gelar pun diraihnya dari beberapa turnamen yang diikuti Jojo setelah Asian Games.Â
Berbeda dengan atlet kita lainnya peraih medali emas Asian Games nomor ganda putra, pasangan Marcus/Kevin, yang makin banyak koleksi gelar juaranya. Padahal usia Jojo masih teramat muda, seharusnya masih dalam tahap menanjak.
Memang ada apa kok orang kawatir dengan Jojo. Tak kurang dari Susy Susanti, atlet bulutangkis legendaris peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 di nomor tunggal putri, sudah mewanti-wanti agar Jojo jangan cepat puas. Justru harus berlatih lebih giat dan fokus hanya untuk bermain bulutangkis, demi meraih medali emas di Olimpiade 2020 mendatang di Tokio.
Tapi godaan bagi pria tampan dengan popularitas yang sedang naik daun, sulit untuk diabaikan seorang Jojo. Banyak sekali perusahaan yang berebut agar Jojo membintangi iklan dari produk atau jasa yang ditawarkannya.
Kalau akhirnya pria yang masuk nominasi 100 pria tertampan di dunia versi The Independent Critics tersebut termakan bujuk rayu agensi periklanan, siapa yang harus disalahkan. Toh semua memakai formula aji mumpung. Mumpung lagi ngetop, kata perusahaan yang memajang tampang Jojo. Jojo pun merasa mumpung lagi laris, rezeki halal kok ditolak?
Maka sejauh ini tercatat paling tidak 3 iklan yang dibintangi Jojo, masing-masing produk obat masuk angin, kopi, dan jasa kredit dari sebuah bank. Namun dari 3 iklan itu, yang sering ditayangkan banyak stasiun televisi saat ini adalah iklan sebuah bank milik negara.
"Gue Jojo. Gue Muda. Beli Rumah" kata Jojo pada bagian penutup iklan tersebut dengan akting yang menawan, tak kalah dengan akting bintang sinetron. Iklan itu memang mengajak pemirsa untuk membeli rumah dengan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR), ketimbang selalu menyewa, karena cicilan kredit tidak berbeda jauh dengan ongkos sewa rumah.
Perlukah kita menghimbau agensi periklanan untuk tidak memburu Jojo lagi? Rasanya terlalu berlebihan. Ya, ini sepenuhnya merupakan pilihan buat Jojo dengan segala konsekuensinya.Â
Namun masyarakat yang peduli dengan prestasi pebulutangkis kita, wajar bila berharap agar Jojo kembali ke jalan yang "benar". Jangan biarkan bunga yang baru mekar sesaat, menjadi layu.