Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Senam Kesejahteraan Jasmani Perlu Dihidupkan Lagi

11 November 2018   10:10 Diperbarui: 11 November 2018   10:29 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak semua produk budaya Orde Baru harus disingkirkan, karena beberapa di antaranya, bermanfaat bagi masyarakat banyak. Salah satunya apa yang disebut dengan gerakan massal dalam melakukan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ). 

Dulu, di dekade 1980-an sampai 1990-an, di hari-hari tertentu, biasanya Jumat pagi, di semua kantor, sekolah, dan tempat lainnya, dilakukan SKJ yang wajib diikuti oleh semua pegawai atau siswa. Di samping itu, di hari libur, dengan dikoordinir oleh pengurus RT/RW atau aparat kelurahan, masyarakat berkumpul di sebuah tanah lapang untuk ber-SKJ ria.

Musik pengiringnya yang berirama riang, sangat akrab di kuping masyarakat karena saking seringnya berkumandang. Sering pula diadakan perlombaan SKJ antar instansi, antar sekolah, atau antar kelurahan dalam rangka memperingati hari besar nasional. Tak heran bila instrukstur SKJ menjadi profesi yang terpandang waktu itu, karena dibutuhkan terutama ketika musim perlombaan SKJ.

Dikutip dari wikipedia, SKJ diperkenalkan kepada masyarakat luas mulai tahun 1984 berdasarkan surat perintah dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) waktu itu, Abdul Gafur. Dalam perkembangannya, SKJ telah berkembang menajadi 3 versi, yakni versi 1984 dengan lagu pengiring yang diaransemen oleh Nortier Simanungkalit, versi 1988 yang diaransemen oleh Januar Ishak, serta versi 1992 yang mengambil beberapa lagu daerah sebagai musik pengiring.

Apakah karena dampak positif SKJ tersebut atau karena tingkat kesejahteraan yang relatif rendah, di era tersebut jarang ditemui pegawai negeri atau anak sekolah yang bertubuh tambun. Sedangkan sekarang, karena tingkat kehidupan yang semakin baik yang ditandai dengan larisnya rumah makan dan restoran,  di lain pihak kurang diimbangi dengan olahraga yang cukup, gampang sekali kita menemukan orang yang overweight.  

Memang, di era reformasi sekarang ini, masyarakat semakin sadar dengan pentingnya melakukan olahraga senam. Kalau dulu menggunakan pola SKJ, sekarang yang laku adalah Senam Poco-poco, Senam Sajojo, atau Senam Maumere Gemu Famire. Namun, meskipun telah dilakukan beberapa kali acara pemecahan rekor senam dengan jumlah peserta terbanyak, belum lagi menjadi gerakan massal bagi seluruh lapisan masyarakat seperti SKJ di zaman dahulu.

Kalau kita melacak berbagai berita online di awal pemerintahan Jokowi, akhir 2014 lalu, Menpora Imam Nahrawi sudah mengeluarkan pernytaan akan kembali menghidupkan SKJ. Namun sampai saat ini, saat masa kerja Imam Nahrawi hampir berakhir, apakah karena kurang diekspos, atau memang masih belum "hidup", kegiatan SKJ di sekolah-sekolah atau di kantor-kantor belum bergaung seperti yang diharapkan. 

Alangkah baiknya bila rencana Menpora tersebut di atas bisa terwujud, karena gerakan SKJ telah melalui pengkajian dari para ahlinya dan mencakup banyak sekali jenis gerakan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan, ketimbang Senam Poco-poco atau yang sejenisnya yang gerakannya relatif monoton.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun