Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kenapa Film Sejarah Susah Laku?

22 September 2018   08:55 Diperbarui: 22 September 2018   09:27 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tokoh Sultan Agung dalam film (dok.soloevent.id)

Namun yang lebih bermakna adalah sisi edukatifnya, karena menonton film Sultan Agung sekaligus seperti belajar sejarah dengan cara yang asik, tidak membosankan seperti kalau kita membaca buku sejarah di bangku sekolah.

Masalahnya, ya itu tadi, ternyata film-film bergenre sejarah jarang sekali berhasil menjaring penonton di atas 1 juta orang. Sebagai perbandingan, film nasional terlaris di tahun ini adalah "Dilan 1990" yang meraih penonton lebih dari 6 juta. "Si Doel the Movie" yang belum lama beredar telah ditonton 1,6 juta orang. 

Sepertinya sutradara film sejarah sekarang perlu belajar pada sutradara era 1980-an, karena waktu itu paling tidak ada dua film bertema sejarah yang sukses di festival sekaligus sukses secara komersial, yakni "Tjoet Nja' Dhien" (karya Eros Djarot) dan "November 1828" (Teguh Karya).

Sebetulnya ada lagi film sejarah yang sangat sukses di dekade tersebut, yakni "Pengkhianatan G30S/PKI" yang disutradarai Arifin C. Noer. Namun ini boleh dibilang pengecualian, karena pemerintah ketika itu "menggiring" masyarakat untuk menontonnya.

Film Sultan Agung disutradarai oleh Hanung Bramantyo yang untuk era sekarang tergolong sutradara papan atas. Ini juga bukan debutnya di film sejarah, karena dari sekitar 25 film yang sudah dibuatnya, terselip film "Sang Pencerah" yang merupakan biografi Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, dan film perjuangan "Soekarno: Indonesia Merdeka". 

Tapi, begitulah, karya Hanung yang lebih disukai masyarakat lebih banyak tentang drama masa kini seperti Ayat-Ayat Cinta, Surga yang Tak Dirindukan, dan Perahu Kertas.

Meskipun saya puas setelah menonton film Sultan Agung, satu pertanyaan menggelayut di benak saya: "kenapa film sejarah susah lakunya"?

Tokoh Sultan Agung dalam film (dok.soloevent.id)
Tokoh Sultan Agung dalam film (dok.soloevent.id)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun