Garuda Wisnu Kencana (GWK) akhirnya tuntas juga pembangunannya. Patung besar yang menjadi landmark Pulau Bali ini, sebagaimana Jakarta dengan Monasnya, atau New York dengan Patung Liberty, harus menunggu selama 28 tahun dan mengalami kepemimpinan enam orang presiden.Â
Proyek ini digagas pada tahun 1989, oleh seniman Nyoman Nuarta, Menteri Pariwisata saat itu Joop Ave, Menteri Pertambangan dan Energi IB Sujana, dan Gubernur Bali Ida Bagus Oka. Presiden Soeharto baru menyetujui di tahun 1990 atau 28 tahun yang lalu.
Butuh waktu cukup lama untuk pembebasan tanah dan mengolahnya karena lahan yang dijadikan lokasi pembangunan di Uluwatu, Kabupaten Badung, berupa bukit kapur. Joop Ave baru bisa melakukan ground breaking di tahun 1997, namun momennya kurang tepat, karena tak lama setelah itu Indonesia dihantam krisis moneter.Â
Pembangunan GWK pun nyaris terbengkalai, yang oleh Nyoman Nuarta disebut sebagai masa turbulensi sampai tahun 2013 (Kompas, Sabtu 4/8). Nuarta sempat berpikir untuk membatalkan proyek seni terbesar selama karirnya sebagai seniman tersebut.
Bagi yang telah pernah berwisata ke Bali dan berkunjung ke GWK tentu sudah melihat patung setengah badan dari kepala sampai bagian perut. Â Ya, waktu proyek tersebut mangkrak baru sebegitu tubuh patung tersebut selesai.
![GWK dari luar pagar komplek kondisi 13 Juli 2018 (dok pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/05/20180713-143401-1-5b666a06ab12ae2db15d3ea2.jpg?t=o&v=770)
Maka atas nama PT Alam Sutera Realty yang dikelola pengusaha tersebut, GWK mendapat darah segar. Namun patung yang terbengkalai tetap dibiarkan, dan dibangun patung baru, tak begitu jauh dari yang lama, dan tetap dalam area GWK Cultural Park sebagai kawasan wisata terpadu.Â
Di kawasan ini juga terdapat taman yang indah dengan latar belakang tebing batu kapur, kolam teratai, Â teater tempat pementasan tari Bali, di samping area komersial tempat penjualan souvenir, makanan, dan sebagainya.Â
Pagelaran berskala besar seperti konser artis mancanegara pada malam hari sudah beberapa kali dilakukan di GWK. Pesta pernikahan dengan konsep pesta taman juga cocok dilakukan di sini. Jadi, sebagai tepat wisata berwawasan seni dan budaya, banyak hal yang bisa disaksikan di komplek GWK yang luasnya sekitar 67 hektar tersebut.
![Saat dibangun (dok. Bali Travel News)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/05/juli-2018-patung-gwk-ditargetkan-rampung-5b666fa15e1373521b5fa232.jpeg?t=o&v=770)
Dari taman terbuka di GWK saja, pengunjung sudah bisa menyaksikan keindahan Bali bagian selatan dari ketinggian. Apalagi nanti kalau sudah beroperasi lift bagi pengunjung setinggi 22 lantai sampai bagian dada patung, lanskap Bali akan terlihat jelas.Â