Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menang Dramatis atas Juara Bertahan Vietnam, Timnas U-16 Jangan Cepat Puas

3 Agustus 2018   17:47 Diperbarui: 3 Agustus 2018   17:50 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terima kasih pemain timnas U-16 kepada penonton (dok. tribunnews.com)

Bagi penggemar sepak bola yang menyaksikan partai dramatis antara Timnas U-16 melawan juara bertahun turnamen Piala AFF U-16 tahun lalu, Vietnam, baik yang menonton langsung di Sidoarjo, Jawa Timur, maupun yang menikmati dari layar kaca, pasti bangga melihat permainan pemain remaja kita.

Saya sengaja memakai istilah "dramatis", karena perasaan saya terombang-ambing bak menonton drama, saat melihat laga tersebut di atas, Kamis malam (2/7/2018) kemaren. Tertinggal terlebih dahulu saat pertandingan baru berjalan 7 menit gara-gara seorang pemain belakang kita menghalau bola terlalu lemah saat mendapat serangan balik, sehingga bola halauan itu malah mengarah ke kaki Dinh Thanh Trung, yang segera mencocor gawang timnas.

Namun semangat yang demikian tinggi, terutama setelah M. Supriadi dimasukkan pelatih Fakhri Husaini, telah mengubah irama permainan timnas jadi bertenaga, cepat, dan pantang menyerah. Hal ini terihat menyulitkan Vietnam. Timnas menyerang seperti bergelombang, dan setiap bola terlepas, langsung dikejar lagi, sehingga sering terlihat adegan pemain kita memotong aliran bola atau merebut bola dari kaki lawan. 

Lihatlah bagaimana cara Supriadi mencetak gol pertama timnas di menit 29, betapa atraktif. Ia menerobos kepungan beberapa orang pemain bertahan Vietnam, bahkan saat akhirnya terlibat adu badan dengan pemain lawan terakhir sebelum mendekati gawang, Supriadi nyaris terjatuh. 

Di situlah hebatnya, Supriadi bukan memilih menjatuhkan diri untuk berspekulasi mendapat hadiah pinalti. Ia bak banteng langsung bangkit dan tetap menguasai bola, lalu dengan cerdik menendang ke tiang dekat, sementara kiper Vietnam mengira Supriadi menendang ke tiang jauh.  Gol penyeimbang skor jadi 1-1 itu betul-betul mengangkat moral semua pemain timnas.

Babak kedua semakin terlihat penguasaan bola timnas lebih dominan, apalagi masuk lagi seorang pemain pengganti, Bagus Kahfi, yang sudah mengemas empat gol dari dua pertandingan sebelumnya melawan Filipina dan Myanmar. Sementara ini Bagus menjadi top skor turnamen ini dengan perolehan enam gol, karena saat melawan Vietnam, Bagus menambah koleksi dua gol lagi, dari titik pinalti di menit ke 45 dan tendangan first time menyambut umpan saudara kembarnya, Bagas, di menit ke 60.

Skor 3-1 sepertinya akan aman buat timnas. Namun drama berikutnya terjadi saat beberapa pemain terlibat permainan keras dan nyaris adu jotos. Seorang pemain Vietnam, dikartu merahkan wasit. Pemain timnas, Bagas, juga mendapat kartu kuning kedua, yang berarti juga kartu merah, pada insiden tersebut. 

Lalu gara-gara sebuah kelalaian pemain belakang kita, padahal tidak dalam situasi terancam, dianggap melakukan pelanggaran yang berbuah pinalti bagi Vietnam. Thanh Trung berhasil mengeksekusi, sehingga skor jadi 3-2. Vietnam gantian lebih banyak menguasai bola dan beberapa kali melakukan serangan yang berbahaya untuk menyamakan kedudukan.

Tapi lagi-lagi, seperti drama, justru di injury time, serangan balik timnas berbuah gol ke empat dari sepakan Andre yang berlari dari  belakang dan tidak terkawal menyambut assist dari Bagus. Skor akhir 4-2 disambut gegap gempita ribuan penonton yang tak pernah lelah memberikan dukungan, sekaligus memberikan atraksi menarik seperti Viking Clap, gaya tepuk tangan suporter Islandia.

Para penonton masih belum pulang. Semua pemain, tim pelatih dan official timnas berlari berkeliling stadion memberikan penghormatan kepada suporter yang menyemangati mereka. Setelah itu kembali pemain berkumpul di tengah lapangan membentuk lingkaran, ikut ber-viking clap. Makanya saya menyebutnya sebagi dramatis. 

Pelatih Vietnam setelah pertandingan memberikan selamat serta mengakui keunggulan timnas Indonesia, meskipun ia juga mengungkapkan kekecewaannya pada kinerja wasit, khususnya saat memeberikan kartu merah bagi pemainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun