If he's good enough for you, he's good enough for me
If he scores another few, then I'll be Muslim too
If he's good enough for you, he's good enough for me
Sitting in the mosque, that's were I wanna be!
Mo Salah la la la, la la la la la la.
Lirik di atas dinyanyikan secara serentak dan lantang oleh oleh para fans klub sepak bola Liverpool setiap mereka datang ke stadion mendukung klub kesayangannya lagi berlaga, sekaligus menyaksikan aksi bintang Liverpool, Mohamed Salah. Dari lirik tersebut tergambar persepsi positif mereka atas kemusliman seorang Salah. Tergambar pula ketertarikan para penggemarnya untuk duduk di masjid dan menjadi muslim.
Padahal sekarang ini, di negara-negara barat pada umumnya, ada kecendrungan meningkatnya islamophobia atau ketakutan yang berlebihan terhadap Islam, karena banyaknya terjadi aksi terorisme yang berdalih untuk perjuangan Islam. Karenanya banyak orang yang waspada dan menjauhi apa saja yang berbau Islam.
Kehadiran Mohamed Salah di Inggris seolah-olah menjadi jawaban agar publik Inggris tidak terjangkit penyakit islamophobia. Justru mayoritas pemeluk Islam adalah orang-orang yang cinta damai dan dapat bersanding dengan pemeluk agama lainnya, seperti yang diperlihatkan Salah dalam kesehariannya. Maka tak heran kalau sosok Mohamed Salah menjadi idola baru di Inggris.
Mohamed Salah mulai bergabung di Liverpool sejak tahun 2017 yang lalu. Pesepakbola asal Mesir berusia 25 tahun ini langsung mencuri hati para pengemar Liverpool dengan kelincahannya menggiring bola, serta ketajamannya dalam melesakkan gol ke gawang lawan. Salah menjadi pencetak gol terbanyak di Liga Inggris musim 2017-2018.
Bila setiap mencetak gol, Mohamed Salah bersujud untuk menunjukkan rasa syukur, agaknya tidaklah terlalu istimewa. Sebelumnya sudah banyak pemain yang beragama Islam yang melakukannya. Tapi mengamati perilaku Salah dalam kesehariannya di luar lapangan, jauh lebih menarik. Salah seperti berdakwah tanpa perlu berceramah.
Salah beberapa kali tertangkap kamera saat membaca kitab suci Al Qur'an. Dalam penerbangan, ia lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca kitab suci tersebut sambil ditemani secangkir minuman. Ia juga terkenal baik hati, seperti memaafkan seseorang yang mencuri di rumahnya di Mesir. Ayahnya ingin agar pencuri tersebut dihukum, tapi Salah malah memberikan sejumlah uang dan mencarikan pekerjaan buat pencuri tersebut (waspada.co.id 10/5/2018).
Salah tidak suka hiburan malam atau ngumpul-ngumpul bareng selebriti. Ia lebih memanfaatkan waktu lowongnya untuk berlibur bersama keluarganya, atau bersantai di rumah bersama istrinya, Magi, yang dinikahinya Desember 2013, dan putrinya yang diberi nama Makka.Â
Jika penggemarnya ingin bertemu, yang paling gampang adalah dengan mencegat Mohamed Salah di masjid Al Rahma, yang tidak jauh dari markas Liverpool, Anfield. Salah memang rajin melakukan salat di masjid tersebut.
Jelaslah, mungkin tanpa disadari Mohamed Salah sendiri, apa yang dilakukannya sudah merupakan media dakwah Islam yang efektif. Berdakwah dengan perbuatan atau berdakwah dengan keteladanan dari seorang idola, tak kalah penting dibanding yang dilakukan para ulama dengan berceramah di masjid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H