Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Arif, Penyanyi Tunanetra yang Tampil Luar Biasa di Liga Dangdut Indonesia

10 Mei 2018   23:09 Diperbarui: 10 Mei 2018   23:17 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arif (dok.batyoutube.com)

Siapa tidak kenal Stevie Wonder? Ia seorang penyandang tunanetra namun sukses sebagai penyanyi level internasional yang juga piawai memainkan piano. Nah, sekarang sudah "ditemukan" Stevie Wonder-nya Indonesia, Arif Firman, berusia 22 tahun, penyanyi bersuara emas yang juga hebat main piano.

Penemuan tersebut berkat adanya acara semacam ajang pencarian bakat di sebuah stasiun televisi swasta yang disebut dengan Liga Dangdut Indonesia (LDI). Nama acaranya mirip kompetisi sepakbola. Tapi memang acara ini berlangsung berbulan-bulan mirip liga di sepakbola.

LDI dimulai dari audisi di setiap provinsi di tanah air. 5 terbaik dari setiap provinsi maju untuk manggung  secara live di stasiun televisi tersebut. Yang terbaik dari setiap provinsi bertarung di babak 34 besar, sesuai jumlah provinsi yang ada.

Malam ini (10/5) LDI sudah memasuki babak 3 besar, dan Arif  yang mewakili Sumatera Barat masih bertahan sebagai satu-satunya peserta pria. Sebetulnya ada peserta lain yang juga tunanetra, seorang wanita wakil dari Bali, namun sudah tersingkir jauh sebelumnya.

Arif yang juga pintar mengalunkan ayat suci Al Quran dengan membaca versi braille, sangat mahir meliuk-liukkan suaranya dalam langgam dangdut atau dalam lagu berirama Melayu, India, Arab, dan tentu saja lagu Minang.

Hebatnya, dengan ketajaman intuisinya Arif ternyata bisa berlenggang lenggok bersama para penari latar meski hanya latihan beberapa jam sebelum tampil di panggung. Di samping memainkan piano, ia pernah pula tampil bermain drum.

Karena itu wajar saja bila dewan juri (disebut sebagai dewan dangdut di acara tersbut) yang terdiri dari beberapa orang pedangdut senior, memberikan standing ovation setiap Arif selesai tampil. Mereka berdiri bukan karena kasihan pada diri Arif, tapi karena kualitas penampilannya.

Pada awalnya banyak dewan dangdut dan penonton di studio yang menangis terisak menyaksikan Arif, dalam arti terenyuh melihat kondisi matanya tapi sekaligus kagum dengan bakat besarnya. Tapi setelah tampil beberapa kali, penonton telah terbiasa dan "lupa" kalau Arif adalah seorang tunanetra, karena ia tampil dengan percaya diri yang kuat dan sekaligus terkesan jujur dan ikhlas.

Arif berasal dari Kasang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, dan statusnya adalah mahasiswa Universitas Negeri Padang dengan berkuliah di Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Luar Biasa. Semangat belajarnya amat tinggi, meskipun untuk ke kampus ia naik angkot sendiri.

Arif yang mendapat beasiswa Bidikmisi ini belajar dengan men-scan buku lalu memasukkannya ke aplikasi yang bisa memunculkan suara di laptop. Tapi jangan bayangkan Arif berasal dari keluarga mampu. Hanya karena kekuatan ibunya yang selalu mengajarkan Arif tidak cengeng dan harus mandiri, membuat Arif mampu melakukan sesuatu seperti orang normal.

Ibunya, Netra Zaidi, memang saat muncul beberapa kali di panggung LDI terlihat kuat dan bukan tipe ibu-ibu yang gampang menangis. Padahal ia praktis membesarkan 3 orang anaknya sendirian, karena suaminya meninggal saat Arif berumur 6 tahun karena sakit. Kakak perempuan Arif dan adik laki-lakinya juga punya keterbatasan penglihatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun