Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kacamata, Barang yang Paling Sering Tertinggal di Masjid

15 April 2018   17:01 Diperbarui: 15 April 2018   17:04 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barang yang tertinggal di masjid rest area km 97 tol Purbalenyi (dok. Fero / via WhatsApp)

Bagi yang sering bolak balik Jakarta - Bandung lewat jalan tol, pernahkah anda singgah di rest area KM 97? Kalau anda seorang muslim, dan berniat menunaikan ibadah shalat, di sana tersedia masjid yang cantik dan nyaman. 

Ada pula yang istimewa di masjid tersebut, yakni dipajangnya etalase tempat menarok barang-barang jamaah yang tertinggal. Tentu saja barang tersebut adalah barang yang ditemukan oleh petugas masjid atau jamaah lain yang menyerahkannya ke petugas masjid.

Bila misalnya yang menemukan barang yang tertinggal adalah orang lain yang berniat jahat untuk mengambilnya, maka tentu saja nasibnya sudah "wassalam" alias tidak akan kembali ke pemiliknya. Jangan salah, di masjid sekalipun kisah pencurian barang, juga relatif sering terjadi. Rata-rata yang dimaling adalah sepatu atau sandal, kotak amal, bahkan peralatan sound system. 

Adapun "maling" yang tidak merasa sebagai maling adalah jamaah yang leyeh-leyeh, sambil mencuri aliran listrik untuk ngecas battery telpon genggam. Mungkin karena merasa secara nilai rupiah, ongkos listrik yang terpakai relatif murah. Tapi ya tetap pencurian, bukan? Kecuali seizin petugas masjid.

Nah, kalau diamati etalasi di masjid KM 97 tersebut, terlihat jelas barang-barang apa saja yang paling banyak tertinggal. Kacamata berada di peringkat satu. Hal ini gampang dipahami karena saat berwudhu, kacamata harus dilepas dulu, dan saat shalat pun lebih nyaman tidak pakai kacamata. Lalu setelah itu, mungkin karena buru-buru, langsung saja meninggalkan masjid tanpa mengambil kembali kacamata.

Jam tangan (arloji) yang juga harus dilepas saat wudhu, nasibnya mirip dengan kacamata. Wajar bila jumlah jam tangan berada di peringkat kedua di etalase masjid rest area KM 97.

Telpon genggam, dompet, jaket, serta tas pinggang, juga termasuk barang yang ada di etalase, namun dalam jumlah yang lebih sedikit. Kenapa? Tentu karena barang tersebut sangat vital peranannya, dan tanpa itu bisa berakibat fatal. Makanya bila kita akan meninggalkan suatu tempat, yang sering diperiksa adalah apakah telpon genggam, dompet, dan tas telah ada bersama kita.

Masjid di KM 97 tol Purbalenyi (dok. kumparan.com)
Masjid di KM 97 tol Purbalenyi (dok. kumparan.com)
Pelajaran yang dapat dipetik dari keberadaan etalase tersebut adalah mengingatkan para jamaah untuk selalu berhati-hati, termasuk saat beribadah di masjid. Kacamata dan jam tangan, juga perlu dapat perhatian khusus saat meninggalkan masjid, di samping tas, dompet dan telpon genggam.

Bagi pembaca yang merasa punya barang tertinggal di masjid KM 97 tol Purbaleunyi, saat nanti kembali melewati tol tersebut, sempatkan singgah dan silakan menemui pengurus masjid dengan membawa kartu identitas. Mudah-mudahan barang yang tertinggal bisa kembali kepada yang berhak.

Cara yang diterapkan oleh pihak pengelola masjid di atas, perlu diapresiasi. Memang ada biaya buat masjid dengan membeli sebuah etalase, tapi hal ini mencerminkan pelayanan yang amat baik bagi jamaah. Semoga masjid atau tempat ibadah lain bisa menirunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun