Mencermati perkembangan film nasional, terlihat ada hal yang menggembirakan. Seiring dengan bermunculannya produksi film dari daerah, maka tema yang diangkat pun semakin beragam. Film nasional bukan lagi tegantung pada insan film ibukota saja dengan kisah tentang remaja atau keluarga di lingkungan metropolitan, tapi mulai banyak yang bermuatan budaya daerah.Â
Kompas (2/5) juga memuat pendapat Ketua Dewan Juri Usmar Ismail Awards 2017, Wina Armada Sukardi, seusai penganugerahan di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (29/4) yang mengapresiasi film-film yang mengangkat isu keberagaman dan kebudayaan lokal.Â
Sukses Athirah
Silek itu, lahirnya mencari kawan, batinnya mencari Tuhan, sehingga yang menjadi filosofinya tidak terlepas dari iman dan takwa.
Kartini melawan pernikahan usia dini. Sampai sekarang di beberapa tempat masih saja terjadi.Â
Secara umum, film-film bertemakan budaya daerah memang kurang "menjual". Film yang meledak di pasaran kebanyakan bergenre komedi dan drama kehidupan masyarakat kelas atas di  kota besar, dan juga bergenre horor. Sebagai contoh film laris dalam beberapa bulan terakhir ini, adalah Warkop Reborn (komedi), Ada Apa Dengan Cinta 2 (drama) dan Danur (horor).
Tapi bila disiasati bisa sukses. Lihat saja Laskar Pelangi. Kartini sudah dua minggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H