Empat kali empat enam belas, sempat tidak sempat harap dibalas. Pantun lama ini saya pakai untuk menggambarkan kekecewaan saya atas tingkah beberapan teman yang sudah membaca pertanyaan saya melalui aplikasi di media sosial, tapi tidak kunjung memberi jawaban.
Terkirim tapi tidak dibaca. Itu risiko karena masing-masing orang memang ada yang disiplin hanya menggunakan medsos di jam tertentu saja. Dibaca dan dibalas walaupun balasannya sekadar mohon maaf bahwa ia tidak tahu jawabannya, atau hanya memberitahu ia butuh waktu untuk menjawab, ini sangat baik.
Dibaca tapi dicuekin, ini yang nyebelin.
Tapi kalo sifatnya informasi, saya lazim membalas dengan "tks atas infonya". Tapi kalo keseringan dan konten tersebut sudah berkali-kali saya terima, kadang-kadang saya diamkan saja. Ada permintaan agar saya menyebarkan info tersebut, tetap tidak saya respon, kecuali saya memang tergerak dari hati kecil.
 Agus  dijawab istrinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H