Tapi syukurlah, cerita tentang bos yang marah-marah, lebih banyak terjadi di perkantoran era sebelum tahun 2000, saat budaya feodal masih jadi panutan para bos. Pada era generasi milenial saat ini, para lulusan S-1 yang bekerja di banyak perusahaan besar, baik swasta maupun milik negara, mendapatkan suasana kerja yang lebih baik.Â
Mungkin karena yang jadi bos sekarang adalah yang dulu di awal merintis karirnya telah merasakan dampak negatif tingkah laku bos yang pemarah, dan mereka tidak mau mengulangi kesalahan yang sama. Mungkin juga karena iklim politik sekarang yang lebih demokratis ketimbang zaman dulu. Di lain pihak anak muda zaman now juga lebih berani dalam berpendapat termasuk pada bosnya sekalipun. Â Seorang staf sangat gampang mengajukan resign hanya karena tidak cocok dengan atasan.Â
Bahkan dari banyak survey kepada para mahasiswa, trend untuk berwirausaha, termasuk mendirikan usaha rintisan atau start up, mulai meningkat. Meskipun begitu, setiap ada job fair, antrian pelamar masih mengular panjang. Nah, bagi yang berniat jadi orang yang makan gaji, tak ada salahnya mempelajari cara-cara berinteraksi dengan bos. How to manage your boss, itu ada ilmunya lho.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H