Payakumbuh adalah salah satu kota yang dilewati jalan raya yang menghubungkan Padang dan Pekanbaru. Obyek wisata utama di sekitar Payakumbuh adalah Lembah Harau yang eksotis dengan air terjun yang amat curam dari ketinggian ratusan meter. Lembah Harau gampang dikunjungi  karena terletak di jalur Padang - Pekanbaru itu tadi.
Tapi ada suatu desa sekitar 8 km dari pusat kota, yang bukan di jalur utama, yang tidak menghubungkan antara dua kota. Nama desanya Taram. Dulu, praktis jarang orang yang ke sana selain dari penduduk setempat.
Di Taram ada bendungan air yang dinamai Kapalo Banda. Jelas ini bukan dibangun untuk obyek wisata. Namun setelah foto-foto remaja setempat bermain rakit bambu dengan latar belakang bukit cadas di media sosial beredar, banyak warga setempat yang sadar bahwa lokasi tersebut cocok untuk obyek wisata.
Para pengunjung pun mulai berdatangan. Awalnya dari penduduk sekitar Payakumbuh saja yang main ke sana. Lama-lama orang dari kota lain pun berdatangan di hari libur. Maka pemuda setempat pun membuat pos pintu masuk dan menarik bayaran Rp 20 ribu per mobil yang berkunjung.
Saya pun tergerak ke Kapalo Banda bersama beberapa anggota keluarga. Ya lumayan lah untuk berfoto ria, sebagian di antaranya saya share untuk pembaca Kompasiana. Ternyata sepanjang jalan menuju Kapalo Banda, sayang untuk melewatkan pemandangan yang memanjakan mata.
Berfoto dengan latar belakang Surau Tuo sebaiknya diambil dari sudut tertentu yang memungkinkan terlihat sekaligus Bukik Bulek (bukit bulat) yang ada di belakang sebelah kiri masjid yang dulu menjadi salah satu pusat pengembangan agama Islam di Ranah Minang tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H