Kembali ke acara malam pelepasan saya di awal tulisan ini, saya menafsirkankan air mata saya sebagai tangisan fifty-fifty. Separonya sebagai refleksi kesedihan karena kesempatan untuk bercengkerama dengan teman-teman kantor akan sangat jauh berkurang. Separonya lagi merasa bahagia karena telah menuntaskan tugas selama tiga puluh tahun di sebuah perusahaan yang berkinerja bagus. Â
Mungkin secara individu prestasi saya dianggap biasa saja oleh bos-bos saya terdahulu. Tapi saya punya indikator sendiri untuk merasa bahagia. Bahwa selama tiga dekade belum sekalipun saya menerima surat teguran (dalam peraturan perusahaan, teguran tertulis adalah hukuman paling ringan atas kesalahan karyawan sampai pemecatan sebagai hukuman terberat), itulah hal yang paling saya syukuri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H