Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jamu Tradisional Masuk Hotel

22 April 2016   14:48 Diperbarui: 22 April 2016   14:55 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini kebetulan saya ada acara di Hotel Santika Premiere Slipi - Jakarta. Sama sekali saya tidak berniat untuk berpromosi, kalau saya menulis bahwa saya sangat menikmati setiap berada di Hotel Santika yang sekarang jumlahnya sudah puluhan dan tersebar di banyak kota.

Setiap orang bisa saja punya kriteria yang berbeda tentang bagaimana suatu hotel yang menyenangkan. Dalam hal ini saya lebih memakai ukuran makanan yang disediakan, terutama saat breakfast atau makan pagi. Soalnya makan pagi adalah bagian dari tarif kamar,  sedangkan makan siang dan makan malam jika dilakukan di hotel kena biaya lagi.

Nah, hampir di semua hotel bintang tiga ke atas, menu yang tersedia saat breakfast relatif sama, yakni kelompok roti, kelompok nasi, bubur, mie, sosis, kentang, pancake, telor, dan tentu berbagai minuman. Ada pula yang ditambahkan menu masakan Indonesia seperti soto dan gado-gado.

Tapi untuk menu yang sangat tradisional, termasuk jamu botolan (bukan jamu instan yang dijual di warung), mungkin jarang masuk hotel. Dan di Hotel Santika hal tersebut tersedia, seperti terlihat pada foto di bawah. Secara tidak langsung tentu ini mengangkat derajat jamu tradisional. 

Kelompok Hotel Santika telah menerapkan strategi yang tepat, dengan menjadikan faktor makanan sebagai diferensiasi di banding hotel lain. Ingat Hotel Santika, berarti ingat berbagai makanan tradisional yang enak dan menyehatkan.

Memang kalau untuk jenis makanan yang populer seperti bakso, soto, sate, gado-gado, es cincau, termasuk banyak dipilih oleh pengunjung Hotel Santika. Tapi yang berbau "ndeso" seperti aneka rebusan (jagung, singkong, pisang, talas, ketela) dan juga jamu botolan, tidak banyak yang melirik.

Meski jamu tradisional telah tumbuh menjadi industri besar yang menyerap banyak tenaga kerja, ternyata masih perlu perjuangan dan waktu untuk diterima kalangan kelas menengah perkotaan. 

[caption caption="Suasana sarapan"][/caption]

[caption caption="Jamu masuk hotel"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun