Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Final Sesama Klub Baru dan Kisah Orang Gila Bola

12 Maret 2016   17:28 Diperbarui: 12 Maret 2016   17:38 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang menarik dari partai final turnamen Piala Gubernur Kaltim yang akan digelar di Samarinda Minggu besok, yakni kedua finalis, Pusamania Borneo dan Madura United adalah klub yang relatif baru, belum sampai 5 tahun dikenal oleh masyarakat sepak bola tanah air.

Proses pembentukan kedua klub relatif sama yakni dengan mengakuisisi klub perserikatan. Madura United dulunya adalah Persepam Pamekasan, sedangkan Pusamania Borneo dulunya Perseba Bangkalan. Bangkalan dan Pamekasan sama-sama kabupaten di Madura. Jadi secara historis kedua finalis tersebut "bersaudara".

Tokoh di balik klub Pusamania Borneo adalah Nabil Husein Said Amin yang sebelumnya merupakan ketua koordinator Pusamalaya, atau kelompok suporter klub Persisam Putra Samarinda "cabang" Malaysia. Karena kecewa dengan klub yang didukungnya, akhirnya malah membentuk klub baru di tahun 2014.

Adapun klub Putra Samarinda sendiri sekarang sudah bersalin rupa menjadi Bali United karena oleh pemiliknya Yabes Tanuri diboyong ke Gianyar Bali sejak akhir 2014  dan dinamakan Bali United Pusam FC, namun sering ditulis Bali United saja.

Achsanul Qosasi, politisi Partai Demokrat yang pernah jadi ketua komisi di DPR RI, dan sekarang menjadi pejabat Badan Pemeriksa Keuangan adalah tokoh sentral di klub Madura United sejak mengambil alih Persepam di 2011. Achsanul, sebagaimana juga Yabes Tanuri dan Nabil Husein layak disebut orang gila bola baru.

Memang dari masa ke masa di tanah air, selalu ada saja orang gila bola yang tertarik membuat klub meski amat sadar akan menguras harta kekayaannya. Banyak yang sudah berhenti tapi selalu ada pengganti. Terakhir Nirwan Bakrie yang pernah terobsesi menjadikan klubnya Pelita Jaya sebagai klub besar, harus ikhlas menjual klub tersebut, setelah berkali-kali berganti rupa, sekarang klub tersebut hinggap di Bekasi merger dengan Persipasi menjadi Persipasi Bandung Raya. Tapi keluarga Bakri secara tidak langsung masih ada di belakang klub Arema Cronus.

Selain klub eks perserikatan rasanya tidak ada klub Indonesia yang sudah berumur di atas 40 tahun. Klub-klub yang menjadi pionir kompetisi galatama yang dimulai tahun 1979 sudah tumbang semua. Waktu itu ada Pardedetex Medan (dimiliki keluarga Perdede, pengusaha tekstil), Arseto (Sigit Soeharto, putra Presiden saat itu ),  Warna Agung (Benny Mulyono, pemilik pabrik cat),  Krama Yudha (Sjarnubi Said, dealer mobil), Mercu Buana (Probosutedjo),  yang sekarang semua sudah bubar.

Klub eks galatama yang masih eksis adalah Semen Padang yang berdiri di tahun 1983 dan Arema di tahun 1987. Semen Padang memang kokoh karena ada Semen Padang yang berstatus BUMN yang menopang. Arema berkali-kali berganti pemilik, namun tetap bermarkas di kota apel tersebut. Ada juga klub lain, tapi sudah susah menelusuri karena berkali-kali pindah home-base, seperti Niac Mitra Surabaya yang sekarang jadi Mitra Kukar Tenggarong. 

Klub perserikatan pun meski banyak didirikan sejak zaman penjajahan, sejak APBD tak diizinkan lagi menjadi sumber dana klub, tak urung banyak yang pingsan juga. Itulah yang banyak diambil alih orang gila bola seperti Madura United dan Pusamania Borneo. Klub besar Sriwijaya yang besok memperebutkan tempat ke 3 melawan Arema di Piala Gubernur Jaltim, asal muasalnya adalah klub perserikatan Persijatim Jakarta Timur.

Indonesia layak berterimakasih pada orang gila bola di atas. Tapi bila kreatifitas mereka terpasung karena iklim sepak bola yang tidak kondusif, tentu teramat banyak pihak yang dirugikan. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun