Kalau tak ada aral melintang, hari ini, anggota timnas U-19 yang muslim, berangkat ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah umroh. Anggota yang lain berangkat tanggal 5 April langsung ke Oman, untuk serangkaian partai uji coba.
Tentu anak-anak usia remaja ikut umroh bukan hal yang aneh. Banyak para pejabat atau pengusaha yang setelah menang tender proyek besar, mengucap syukur di depan Ka'bah dengan mengajak istri dan anaknya yang remaja. Bahwa sekembalinya si anak ke Jakarta, ibadahnya tetap bolong-bolong, bahkan semakin kencang dugemnya, itu cerita lain. Tapi, rasanya baru pertama kali ada timnas sepakbola kita berangkat umroh satu rombongan. Timnas senior era dahulu pun tidak melakukannya.
Ya, itulah istimewanya timnas U-19 sekarang. Porsi mental spiritual cukup dominan dalam latihan. Mari kita berbaik sangka, bahwa program ini bukan ego atau syahwat spiritual Indra Sjafri secara personal. Kita yakin staf pelatih dan pemain akan umroh sepenuh hati. Perhatikan sujud syukur mereka di lapangan, Perhatikan cara mereka bersalaman yang santun sewaktu sowan ke pejabat PSSI atau Menpora. Mereka terlihat anak baik-baik, yang tidak berniat indisipliner selama TC (maaf, seperti timnas senior atau timnas U-23, yang para pemainnya ada yang diam-diam keluar malam tanpa setahu pelatih, bikin ribut di kafe, lalu masuk infotainment).
Mari kita berbaik sangka, bahwa pemain atau staf pelatif yang non-muslim tidak akan cemburu, misal dengan minta ada program ibadah ke tempat suci lain sambil berujicoba pula. Ada Paulo Sitanggang, Ada Yabes, Ada Maldini Pali, dan bahkan ada Putu, dan pemain non muslim lain. Pasti Indra Sjafri tidak luput minta bantuan pihak lain yang ahli untuk membangun sisi spiritualitas mereka sesuai keyakinan masing-masing.
Mari kita berbaik sangka, ini tidak akan buang-buang biaya. Maju terus timnas U-19. Selamat beribadah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H