Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ke TV Mana Prabowo Merapat?

15 April 2014   18:20 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:39 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowi bergerak cepat, dan pihak yang paling duluan diajak bekerjasama adalah Partai Nasdem, penguasa Metro TV, Net TV, dan koran kelompok Media Indonesia. Jokowi tak mau mengulangi pengalaman pahit tidak lagi jadi media darling selama periode kampanye terbuka pileg yang lalu. Hasilnya langsung terasa, bagi yang sering nonton Metro TV, betapa frekuensi dan intensitas pemberitaan terkait Jokowi meningkat tajam.

Aburizal Bakrie, alias ARB mungkin sudah hepi dengan memanfaatkan TV One dan Anteve, sehingga belum terlihat mencari kerjasama dengan misalnya Hanura, yang memiliki jaringan MNC Group (RCTI, MNC TV, Global TV, dan koran Sindo). Pertanyaan menggelitik adalah, ke TV mana Prabowo merapat? Gerindra dengan Hanura sepertinya kurang mesra, kalau mengingat dulu Wiranto pernah berseberang jalan dengan Prabowo, di awal pemerintahan BJ Habibie. Hanura sendiri masih sulit diraba, sepertinya masih ingin menggandeng sekelompok partai tengah untuk mengusung Wiranto.

Kalau saja Gerindra dan Demokrat berkoalisi, mungkin Trans TV group bisa dipakai, mengingat kedekatan Chairul Tanjung dengan SBY. Meski secara formal Chairul Tanjung mengaku non partisan, tapi auranya terbaca sebagai ada hati dengan Demokrat. Yang belum terbaca adalah SCTV dan Indosiar, kemana orientasi politiknya? Kompas TV, sebagaimana koran Kompas, selalu mencoba senetral mungkin, tapi auranya pro pluralis, yang dipersepsikan sebagai partai nasionalis. Sedangkan Mahaka group, pemilik koran Republika, kental sekali pro partai-partai berbasis Islam. Jawa Pos group jangan ditanya, tentulah pro Dahlan Iskan yang berjuang melalui Demokrat.

Pilpres Juli mendatang, adalah pertarungan antar capres, sekaligus antar media. Media TV masih diyakini sebagai media yang paling ampuh, baru diikuti oleh media cetak, dan media sosial dunia maya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun