Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bonus Atau Bencana Demografi?

12 Mei 2014   21:48 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:35 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lagi enak-enak makan siang, terus datang pengamen bersuara sumbang, pasti anda terganggu kan? Buru-buru keluarin uang receh, padahal baru 2 menit yang lalu uang receh anda juga melayang ke pengamen yang lain. Lagi baru turun dari angkutan umum di halte sekitar kantor anda, lalu ada 6 sampai 7 pengojek motor menyorong-nyorongkan motornya ke arah anda, sehingga langkah anda tersendat. Padahal anda gak butuh ojek, karena kantor hanya beberapa puluh meter saja dari halte. Kesal? Tidak ada gunanya. Di kantor, setiap pagi ada saja penjual makanan yang berhasil menembus penjagaan keamanan di lantai bawah, kemudian menjajakannya dari lantai ke lantai, bahkan menarok plastik makanannya di depan meja kerja anda. Kalau anda gak pengen beli, angkat tangan saja, tanpa menggerutu.

Lebih parah lagi ada saja orang yang mengaku mantan pekerja dari kantor tempat anda bekerja, bertandang ke tempat anda, sambil cerita istrinya habis kecelakaan dan sekarang lagi dioperasi di rumah sakit, buntut-buntutnya minta sumbangan. Lain waktu, bisa saja ada orang yang cerita bahwa ia sekampung dengan anda, atau satu sekolah meski beda angkatan, dan saat ini habis kena PHK. Kalau anda tergerak untuk memberi uang, ya ikhlas saja. Kalau anda tidak tergerak, karena modus operandi begitu amat sering terjadi, anda minta maaf, lalu pura-pura sibuk bekerja.

Ibukota memang penuh sesak dan tidak mampu menampung jutaan pendatang. Mereka tercabut dari kampungnya, karena di kampung juga kondisinya tidak lebih baik. Kewajiban negara untuk menyediakan lapangan pekerjaan, ya masih gitu-gitu aja. Kalau lagi kampanye, politisi gampang saja mengatakan akan menciptakan sekian juta lapangan kerja. Tapi kenyataannya, parameter statistik yang diutak-atik, sehingga menghasilkan penurunan jumlah penganggur.

Konon, kita segera akan memasuki era yang disebut bonus demografi, dalam arti jumlah jumlah penduduk usia produktif makin banyak. Tapi kalau tidak tercipta lapangan kerja yang memadai, apakah namanya bukan bencana demografi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun