Mohon tunggu...
Irwan Rahadi
Irwan Rahadi Mohon Tunggu... -

Biro kerja sama dan hubungan internasional Pimpinan Pusat HImpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan (HIMMAH NW) salah satu badan otonom ormas islam Nahdlatul Wathan (NW) di Nusa Tenggara Barat. Alumni Universitas Hamzanwadi, saat ini sedang menempuh studi pendidikan Pascasarjana di Mahidol University Thailand

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Berkaca Pada di (Dahlan Iskan), Sang Dokter Spesialis

5 Oktober 2013   04:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:59 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca fenomena DI (baca :DAHLAN ISKAN) mungkin tidak seheboh Jokowi yang mengawali langkah serius dalam publikasi lewat mobil SMK nya hingga menuju DKI 1. Membaca fenomena DI juga mungkin tidak seheboh Ruhut Sitompul Si Poltak Raja Minyak yang belakangan ini santer dengan berita penolakan kolega-koleganya  di komisi III DPR RI.

Membaca DI, berarti melihat dari sisi dan lokasi yang berbeda. Tidak di kantor-kantor, instansi-instansi bergengsi, tetapi di pelosok-pelosok wilayah dan bidang kerja Negara  Indonesia yang selama ini “disengaja” untuk “tidak disehatkan”. Berangkat dari dirut PLN untuk kemudian menjadi menteri Negara BUMN bagi saya sudah merupakan langkah dan prestasi melebihi orang-orang yang saya sebutkan sebelumnya.

Alasan pertama saya sederhana, pemilik media-media informasi yang menjamur di negeri ini, Low Profile. Tidak banyak sepak terjang keseharian beliau yang terpublikasi, tidak seperti sosok sebelah yang sekedar cara berpakaianpun selalu terpublikasi dengan baik.

Membaca DI, bagi saya juga merupakan cerminan untuk menata diri. Budaya kerja, kerja, dan kerja yang dihidupkan menjadi Salah satu alasan terbesar agar Negara ini secepatnya keluar dari kompeksitas persoalannya. Ide-ide cemerlang yang ia ditawarkan selalu saja mampu memberikan tambahan semangat bahwa bangsa ini, layak dan pantas untuk keluar dari segala persoalan menuju kesejahteraan dan kemakmurannya

Budaya kerja, kerja, dan kerja. Berkaca pada DI harus terus dihidupkan dan menjadi gerakan bersama. Keberhasilan-keberhasilan yang telah ditorehkan di salah satu sisi negeri ini telah menunjukkan bahwa budaya kerja, kerja, dan kerja telah mampu diterapkan dan menjadi budaya serta kebiasaan di dalam system yang telah dipimpinnya.

Berharap bahwa para pemimpin negeri ini memiliki karakter seperti DI, pada dokter spesialis yang mampu menawarkan solusi dengan berbuat untuk negeri ini. Bukan hanya pemimpin yang pandai membangun citra dengan keberhasilan dan prestasi “nihil”. Tetapi sebaliknya, menjadi pemimpin yang “nihil” dengan kegagalan.

Selamat pada DI atas terpilihnya menjadi salah satu kontestan pada konvensi salah satu partai di negeri ini. Semoga dengan segala pikiran, karya, dan ide-ide cemerlang beliau akan menjadi penilaian objektif bahwa Negara ini tidak memilih pemimpin atas dasar kesamaan warna darah dan keturunan, partai dan lain sebagainya. Tetapi pada kesamaan visi dan misi membangun negeri yang dilandasi atas dasar cinta dan harapan pada kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.

Sudah waktunya negeri ini tidak hanya membutuhkan pemimpin-pemimpin muda, populer di media, tetapi pemimpin yang mampu memberikan keteladan sikap, tutur kata dan perbuatan yang bermuara pada kemakmuran dan kesejahteraan bangsa ini.

Salam
Darul ikhwan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun