Mohon tunggu...
Irwan Maulana
Irwan Maulana Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

tidak ada

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Persatuan Solusi Menghadapi Permasalahan

27 Maret 2020   16:31 Diperbarui: 27 Maret 2020   16:35 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

oleh Irwan Maulana

Semua agama, pastilah mengajarkan kebaikan, toleransi dan kerukunan. Tidak ada agama yang mengajarkan keburukan, kerusakan dan pembunuhan (tanpa alasan yang dibenarkan). Apalagi kita sebagai umat Islam. Allah subhana huwa ta'ala berfirman:

"Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allh (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar." (Q.S al-Isr/17:33)

"Sesungguhnya barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya". (Q.S al-Midah/5:32)

"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (Q.S al-Mumtahanah/60:8)

Allah tidak melarang kalian dari orang-orang yang tidak memerangi kalian karena keislaman kalian dan tidak mengusir kalian dari rumah-rumah kalian untuk berbuat baik kepada mereka dan adil di antara mereka dengan cara memberikan kepada mereka apa yang menjadi hak mereka atas kalian. Sebagaimana yang dilakukan Asma` binti Abu Bakar a-iddiq terhadap ibunya ketika ia mengunjunginya setelah minta izin dari Nabi -allallhu 'alaihi wa sallam-, lalu beliau memerintahkannya untuk menyambung silaturrahim dengannya. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang adil, yang berbuat adil terhadap diri mereka sendiri, keluarga mereka dan orang-orang yang berada dibawah tanggung jawabnya. (Tafsir al-Mukhtashar)

Kita sama sekali tidak dilarang untuk berbuat baik kepada saudara-saudara atau kerabat- kerabat kita yang kafir, selama mereka tidak memerangi kita, maka kita harus memperlakukan mereka dengan baik. Bahkan Nabi kita Muhammad shallahu 'alaihi wa sallam pernah mencontohkannya kepada kita, bagaimana beliau memperlakukan seorang pengemis buta Yahudi yang kisahnya sudah masyhur kita dengar. 

Meskipun begitu, tak bisa dipungkiri bahwa sekeras apapun kita menjaga kerukunan dalam beragama, akan selalu ada orang-orang yang lalai diantara kita, atau oknum-oknum tertentu yang tidak suka dengan perdamaian suatu golongan tertentu, dan berusaha untuk merusaknya dengan adu domba atau dengan cara-cara yang lain untuk suatu kepentingan tertentu bagi mereka.

Mengingat kembali sejarah, tragedi Ambon tahun 1999. Dimana terjadi pertikaian antar agama. Masjid dan gereja dihancurkan, rumah-rumah mereka dibakar. Terlihat disana saling adu tembak dengan senjata api. Tragedi ini menewaskan lebih dari 5000 jiwa. Tragedi bermula di terminal Batu Merah. Penyebabnya adalah masalah uang pungutan seorang pemuda dari desa Batu Merah dengan seorang sopir dari Mardika yang merembet membawa-bawa perihal agama. Tak butuh waktu lama. Dua kubu ini saling membunuh satu sama lain. 

Akibatnya, setengah juta diantara mereka mengungsi, baik yang beragama Islam maupun Nasrani. Tragedi ini berlangsung selama 2 (dua) tahun. Lantas mau sampai kapan kita mau dipecah-belah oleh masalah seperti ini. Masalah yang seharusnya bisa diselesaikan dengan minum teh malah tak selesai dan harus mengorbankan banyak jiwa. Jika kita tidak mulai untuk bersatu, bekerja sama maka kita tak akan menyelesaikan masalah dalam bernegara. Namun saya yakin selama kita mau, selama kita berusaha, maka Allahu subhana huwa ta'ala akan memberikan jalannya untuk mempersatukan kita. Firman Allah subhana huwa ta'ala:

"Sesungguhnya Allah tak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan mereka sendiri." (Q.S ar-Ra'd/13:11)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun