Siang itu Ia melirih dari kejauhan, didalam rumah sederhana yang lebih nyaman dari sinar rembulan yang tenang. Membuka kecil pintu rumahnya yang terbuat dari kayu muda yang kokoh sehingga membuat cahaya tegas tipis membias masuk kedalam rumah dari sela pintu. Seketika ia menaruh wajah asriny dicela itu. Tampak mata penasarn tersamar-samar terlihat di sela itu. Ia terpaku lurus mentap suaminy yang sedang berjalan menuju rumah. Langkah suaminya begitu gagah, jalanya berhati-hati dan tenang, seperti langkah pendaki yang sedng berjalan turun dari lereng gunung, tubuhhnya bgtu tegap dan bidang. tatapanya agak sayup membuat hati yang melihat akan terasa tenang. Bibir suaminya agak sedikit tipis, wajahnya tirus dn memiliki hidung yang mancung. Suaminy berjalan agak menunduk menuju rumah.
Siang hari itu memang terasa panas dan menyengat hingga menguras lendir di kerongkongan. siapa saja yag berjalan di siang itu pasti membuat wajah mengkriut karena kepanasan. tapi berbeda dengan wajah suaminy, terlihat sangat segar seperti berjalan didalam taman yag di penuhi pepohonan rindang.
Ketika melihat wajah suaminya, seperti ada pesan pribadi untuknya tak heran karena keduanya memiliki kontak batin yang begitu kuat, pasangan yang sangat dicintai Allah ini sangat terpandag di tengah masyarakat sekitar, bukan karna harta yang mereka miliki juga bukan karna kedudukn melainkan karna akhlak yang begtu mulia membuat pasangn ini merupakan pasagan yang sempurna. pasangan yang bahkan membuat burung-burung pun cemburu melihat romantisnya mereka. Perasaanya memberitahu bahwa saat ini suaminya sedang merasa lapar. segera ia merapatkan pintu dan bergegas jalan menuju dapur.
Selang beberapa detik, terdengar suara pintu diketuk  dan ucapan salam dari luar. itu adalah suara suaminya, suara yang khas dan lembut yang dapat membuat hati setiap orang yang mendegarnya akan terasa tenang. Ia pun kembali menghampiri pintu, membalas salam lalu membukanya. Melihat yang datang adalah suaminya spontan wajahy tersenyum, pipinya memerah seperti sedang melihat sesuatu yang sangat indah. Suaminya pun masuk lalu duduk diatas permadani polos bercorak garis-garis di ke-empat ujung permadani itu. Tanpa bertanya apapun kepada suaminya, ia kembali ke dapur menyelesaikan apa yang sedang dibuatnya, membuat makanan kesukaan suami tercintanya. Sungguh didalam hatinya selalu merasa tak ingin membuat suaminya itu merasa lapar yang ia inginkan adalah bagaimana cara membuat suaminya itu merasa puas berada disampingnya.
Suaminya duduk Sambil terus menggerakan bibir, mengucap syukur kepada Sang Pemberi Nikmat. Ia ulang-ulangi lantunan indah itu memuji Rabbnya atas karunia dan nikmat yang telah diberikan Sang Maha Pemurah kepadanya. Ditengah ia bersama Rabbnya sedang bercinta, datang penduduk langit, bertamu layaknya angin yang masuk melalui pori-pori rumah. Tak tampak dan tak bisa diraba ia berupa angin segar yang mengibas permukaan kulit hingga terasa sejuk, kadang juga hanya berupa suara yang masuk kedalam hatinya atau juga kadang berwujud menyerupai keturunan anak-anak Adam A.S. Tamu itu menyapa dan menyampaikan sesuatu kepada suaminya, Suaranya terdengar jelas seprti tepat berada di smping, ia tau ini adalah Jibril sang pembawa wahyu, lalu bibirny pun berhenti bergerak, ia diam dan dengarkan apa yang di sampaikan jibril. "Wahai muhammad, sebntar lagi khadijah akan datang membawa makanan kesukaanmu, ketika ia datang sampaikanlah salam dari Tuhannya (Allah) dan dariku. Dan beritahulah ia kabar gembira, Sungguh ia akan berada didalam surga yang tidak ada kebisingan-kebisingan dan kelelahan didalamya"
End.
**
Penulis : irwan Khalid
"Cerita ini dikemas berdasarkan buah pikiran yang berasal dari salah satu hadits dari urwah dari Aisyah r.a yang diriwayatkan Imam Hakim dan beberapa refrensi buku diantaranya karangan ibrahim muhammad hasan al jamal "khadijah" dan sibel eraslan "khadijah, ketika rahasia mim tersingkap"
Cerita ini di-repost dari akun facebook pribadi an Irwan Khalid pada tanggal 30 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H