Tertarik untuk bercerita Kota Bandung sekarang yang sudah semakin Populer dan banyak dikunjungi oleh banyak orang dari berbagai daerah, bahkan dari berbagai negara. Sekilas saya perhatikan, meskipun ada yang mungkin merasa kecewa dan mengeluh karena ternyata Bandung itu tidak se-indah dan se-asyik yang diceritakan, toh pada kenyataannya malah semakin padat aja tuh kampungku itu.. kalau ada yang bilang jalanan di kota bandung sempit dan pendek-pendek, lah emang dari dulu juga gitu, karena memang Kota Bandung dibangun pada awalnya merupakan tempat peristirahatan yang tidak perlu bangun jalan lebar-lebar dan panjang-panjang, berkembang jadi kota pun pada awalnya menjadi Kota Pusat Pemerintahan Hindia Belanda saja, lagi-lagi ya tidak perlu bangun jalan lebar-lebar dan panjang-panjang
Kemudian berkembang lagi menjadi salah satu Kota Pendidikan tujuan orang kuliah dari berbagai daerah di Indonesia karena Perguruan Tinggi terbaik beberapa ada di Kota Bandung, lagi-lagi untuk perkembangan ini tidak perlu bangun jalan lebar-lebar dan panjang-panjang..Sampai pada perkembangan itu, Bandung bagiku masih nyaman untuk ditinggali, mengalami sejuknya embun di pagi hari salah satunya, jalan-jalan atau jogging di pagi hari dipinggir jalan masih terasa segar, jalanan belum terlalu ramai, udara masih terasa bersih, jalanan relatif bagus (Bandung sekitar Tahun 2000)
Namun perubahan Kota Bandung yang cukup signifikan itu setelah :
1. Industrialisasi
Saya belum sempat cek, sejak kapan pabrik-pabrik itu bermunculan di Kota Bandung dan sekitarnya, terutama Bandung Selatan (Mulai dari Dayeuh Kolot, Soreang, hingga Banjaran) dan Bandung Barat (Cimahi, padalarang), yang pasti perubahan itu terjadi di depan halaman rumahku,daerah sekitar Jl. Soekarno-Hatta – Buah Batu tempat saya dilahirkan. Sekitar tahun 1990-an mungkin, karena waktu itu saya masih SD, berdirilah sebuah Pabrik Tekstil yang Size-nya cukup besar, bisa dilihat dari lahan tanah yang berhasil dicaploknya dari penduduk sekitar dan sebagian tanah negara yang sebelumnya merupakan tanah sawah dan kebun berikut rawa dan hutan, sebelumnya merupakan tempat yang asyik untuk bermain semasa kecil. Jadi mereka telah merebut tempat bermain anak-anak di kampungku
Apa akibatnya? tentu saja banyak, selain lahan bermain anak-anak hilang, mata pencaharian penduduk semula pun hilang, sawah dan kebun disulap jadi Pabrik, penduduk yang petani pun disulap jadi buruh pabrik. Ini terjadi didepan mata saya.
Lingkungan?? oh apa lagi lingkungan, limbah pabrik meracuni sungai-sungai yang sebelumnya penuh dengan kehidupan, tempat kakek saya dulu mancing, tempat saya dulu mandi dan berenang, udara pun tercemar ada limbah pembakaran, dan yang memprihatinkan adalah air tanah semakin hari semakin sulit, sebelumnya tidak pernah ada sejarahnya kampungku itu kekurangan air, tidak pernah ada ceritanya pompa itu kering tidak bisa memompa air (pompa tangan itu), bahkan di musim kemarau sekalipun, Pabrik itu (baca:Industrialisasi) telah merampas itu semua!!
Yang lebih bikin saya geram, ternyata Pabrik Yang Nongkrong dekat rumahku itu ternyata bermasalah! semestinya TIDAK BOLEH berdiri disitu, BUKAN PERUNTUKANNYA!!, tapi apa daya Pemkot ini.. saya tidak tahu ada apa, apa saya boleh berasumsi PemKot itu lemah? gak Bernyali? karena udah dapat upeti banyak? pendapatan banyak? jadi enggan mengusir dengan tegas??
2. Jalan Tol Purbaleunyi/Cipularang Rampung
Yang satu ini terus terang agak dilematis, di satu sisi ini merupakan suatu kemajuan yang sangat signifikan dan sangat diharapkan oleh hampir semua orang, dan tidak bisa dipungkiri manfaat langsungnya nyata, di satu sisi menimbulkan ketidakseimbangan , terutama bagi Kota Bandung itu sendiri.
Ketidakseimbangan apa?