Teman-teman, saya mencintai bahasa kita, Bahasa Indonesia. Saya telah mengabdikan diri sebagai pelajar, pemerhati, dan pengajar bidang studi bahasa Indonesia sejak 1989, tepatnya 25 tahun lalu. Saya telah menulis hal-hal kebahasaan di beberapa media harian daerah sejak mahasiswa.
Benar, mengorganisasikan ide ke dalam tulisan membutuhkan keahlian khusus. Akan tetapi, kita tidak harus mengambil kuliah studi kebahasaan dulu agar kita dapat menulis dengan bahasa yang baik dan benar. Kita bisa memulai dengan langkah sederhana, misalnya, membeli buku referensi kebahasaan, memiliki buku ejaan yang disempurnakan (EYD), dan mencoba bersikap kritis (dalam kebahasaan) setiap kita membaca tulisan orang lain.
Beberapa tahun lalu, saya harus "membongkar" disertasi seorang calon doktor hukum (saat itu, sekarang beliau pakar hukum terkenal lulusan UGM). Beliau berterima kasih kepada saya yang telah membantu beliau menciptakan disertasi yang pada akhirnya pembaca dapat memahaminya. Padahal, menurut beliau, tulisan penulis sendiri sudah tentu memahami tulisannya, namun pembaca lain belum tentu memahaminya.
Teman-teman, tanpa maksud menggurui, saya akan mencoba menyuguhkan beberapa kata yang mungkin luput dari perhatian penulis sendiri bahwa tulisannyatidak baku. Harapan saya, dengan penulisan kata baku akan membuat kalimat-kalimat yang Teman-teman tuliskan akan semakin "indah" dan "bernas" maknanya.
Kata Tidak Baku Kata Baku (sebaiknya dipakai)
aktifitas                                       aktivitas
bernafas                                       bernapas
standard/standarisasi                         standar/standardisasi
bikinan                                        buatan
apotik/apotiker                               apotek/apoteker
atlit                                            atlet