Mohon tunggu...
Irwan Firman
Irwan Firman Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pemimpi yang mengagumi kabut

Tidak suka berkerja asa-asalan! Suka makan mie rebus sambil memandang awan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

SATU Dentour Bikin Dental Anxiety Minggat, Kini Periksa Gigi ke SATU Dental Jadi Hepi

24 Oktober 2024   14:25 Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:50 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemeriksaan kondisi gigi dalam mobil keliling SATU Dentour. Sumber gambar: instagram.com/satudental

Pernahkah Anda merasakan keluhan pada gigi Anda? Kalau saya pernah! Saya pernah mengalami sakit gigi dan rasanya sungguh membuat saya jungkir balik. Betapa tidak, di samping saya harus menahan nyeri yang tak tertahankan, saya juga menjadi sangat sensitif terhadap aktivitas dan gangguan, termasuk kegaduhan yang datangnya dari luar. Bahkan semerdu-merdunya nyanyian Raisa, takkan sanggup menghibur lara yang sedang saya alami. Seakan semua orang membuat kesal, seolah-olah semuanya harus angkat kaki dari bumi ini dan menyisakan saya seorang diri saja. Bila ada lirik lagu berbunyi “lebih baik sakit gigi daripada sakit hati”, maka itu benar-benar tidak berlaku bagi saya. Saya lebih baik sakit hati karena tidak dianggap sebagai idaman oleh calon mertua sekalipun ketimbang sakit gigi. Lagipula menjadi idaman bisa kita upayakan kelak. Kawan, sakit gigi itu berat. Biar saya saja!

Superheropun takkan mampu menahan sakit gigi. Sumber gambar: shutterstock.com/krakenimages.com
Superheropun takkan mampu menahan sakit gigi. Sumber gambar: shutterstock.com/krakenimages.com

Penderitaan saya bertambah manakala saya melihat salah satu pipi saya menjadi gemoy. Tentu saja bukan gemoy yang menggemaskan, melainkan menggemparkan. Usut punya usut, sakit gigi saya ternyata disebabkan oleh gigi yang belubang dan telah mengenai syaraf gigi. Jangankan mengunyah, menikmati manis, asam, panas, dan dinginnya minuman saja sudah langsung membuat gigi cenat-cenut. Bak buah simalakama, saya harus mengakhiri penderitaan saya dengan mendatangi dokter gigi. Antara malu, tegang, dan takut bercampur aduk menjadi satu. Keparnoan seketika berubah menjadi paranoid ketika sampai di pusat kesehatan. Semua pasien berasa memandangi saya di saat horornya bor, jarum suntik, dan tang gigi yang terus menghantui isi kepala saya. Belum lagi nanti ketika di dalam ruangan dokter, pikiran saya sudah offside membayangkan dokter akan berkata, “kenapa baru sekarang datang ke dokternya?”, “Wah, kamu malas sikat gigi ya?”, “Semestinya giginya ditambal sebelum lubangnya bertambah besar”, dan segudang perkataan lain yang bernada menyindir. Aduh Dok, saya butuh kesembuhan, bukan seminar!

Bagi sebagian besar orang, kesengsaraan akibat sakit gigi sesungguhnya tak lebih besar dari kecemasan untuk memeriksakan keluhan tersebut kepada dokter gigi. Kecemasan terhadap dokter gigi dikenal dengan istilah dental anxiety. Dental anxiety menurut drg. Mia Gracia, yaitu kecemasan yang merupakan respon seseorang terhadap situasi-situasi, di mana sesuatu yang dipersepsikan sebagai sumber ancaman atau bahaya tersebut tidak sedang dihadapi atau sifatnya tidak pasti/bias (1). Beberapa gejala potensial yang mungkin di alami seseorang karena dental anxiety meliputi: detak jantung meningkat, berkeringat, tanda-tanda panik atau tertekan, tekanan darah menurun, pingsan, sampai penarikan diri dari situasi yang dapat mencakup humor atau agresi untuk menutupi ketakutan mereka (2).

Umumnya dental anxiety terjadi karena adanya trauma di masa lalu, berupa informasi yang tidak menyenangkan tentang dokter gigi. Bisa jadi Anda pernah mengalaminya dulu, di mana saat masih kecil pernah ditakut-takuti agar jangan terlalu sering makan cokelat, permen, atau es krim yang akan membuat gigi Anda berlubang. "Bila gigi sakit karena berlubang, maka bersiap-siaplah dokter akan mencabut gigimu dengan disuntik terlebih dahulu, lalu dikoyak-koyak, dan ditarik dengan menggunakan tang untuk menanggalkan gigi dari gusinya, hingga membuat gigimu berdarah-darah". Wow, scarry banget kan? Padahal bertemu dengan dokternya saja belum, namun ketakutannnya sudah sampai ke alam 'baqa'. Tenang kawan, percakapan tersebut telah saya dramatisir, untuk menciptakan efek kejut agar kita tidak menjadi penyebab seseorang mengalami dental anxiety di kemudian hari. Satu hal yang pasti, tujuan orang tua kita dahulu baik, hanya saja karena faktor pendidikan dan sosial yang belum berkembang seperti saat sekarang, menyebabkan pesan yang disampaikan kurang memperhatikan aspek psikologis dan minim muatan edukasi. Jadi, buat Anda yang saat ini menjadi orang tua, jangan seperti itu ya bunda, jangan ya ayah.

Dental anxiety juga bisa terjadi saat kita sedang atau telah menjalani tindakan medis oleh dokter gigi, di mana 5 panca indera kita turut melihat, mendengar, mencium, mengecap, dan merasakan alat-alat dan obat-obatan yang dipakai pada saat tindakan berlangsung. Kecemasan pada saat tindakan medis sebenarnya dapat diminimalisir dengan berfikir positif, rileks, mengatur ritme nafas, mengalihkan perhatian pada hal-hal yang menggembirakan, dan yang tak kalah penting adalah percaya penuh pada kemampuan sang dokter. Bila Anda ragu bahwa usaha tersebut akan sia-sia dalam mengurangi tingkat kecemasan, maka berusahalah. Jangan sampai keinginan Anda memiliki gigi yang sehat terhalangi oleh kecemasan yang berujung pada perasaan jera tingkat akut, yang bisa menghindari pertemuan anda dengan dokter gigi hingga membuat masalah gigi Anda semakin parah.

Faktor lain penyebab dental anxiety adalah faktor genetik dan lingkungan yang biasanya terjadi secara alamiah dan penanganannya pun dapat dilakukan secara bertahap dengan pendekatan humanis, saling mensupport, termasuk menggunakan sarana media sosial, serta menciptakan lingkungan yang nyaman bagi si empunya dental anxiety.

Adalah SATU Dental, jaringan klinik gigi yang telah melakukan langkah nyata dalam mengatasi fenomena dental anxiety,  yaitu dengan menghadirkan layanan SATU Dentour untuk mengenalkan, menumbuhkan kesadaran, serta membangun image bahwa berkunjung ke dokter gigi adalah aktivitas yang menyenangkan dan begitu berkesan. SATU Dentour sendiri adalah program tour keliling yang diluncurkan oleh SATU Dental sejak bulan Agustus 2024, sebagai upaya untuk mendekati masyarakat dan memberikan edukasi bahwa merawat gigi adalah sesuatu yang penting, termasuk ajakan untuk memeriksakan gigi secara rutin ke dokter gigi. SATU Dentour dapat Anda temui di lokasi area public, seperti: Car Free Day (CFD), pusat perbelanjaan, perkantoran, sekolah, kampus, taman kota, termasuk pula sentra-sentra keramaian lainnya. 

Persiapan SATU Dentour di Cibis Park. Sumber gambar: instagram/satudental
Persiapan SATU Dentour di Cibis Park. Sumber gambar: instagram/satudental
SATU Dentour bisa menjadi  sarana yang efektif bagi Anda dan keluarga dalam mengurangi dental anxiety dan tidak takut lagi untuk mendatangi klinik gigi. Maka segeralah datangi mobil keliling pada saat SATU Dentour berlangsung, di mana Anda dapat menyampaikan curhatan seputar gigi,  memeriksakan kondisi gigi,  serta mendapatkan voucher perawatan gigi di klinik SATU Dental. Semua layanan pada SATU Dentour tersebut bisa Anda peroleh secara cuma-cuma alias gratis! Selain itu acara juga akan dimeriahkan dengan mengundang publik figure*, mengajak berbagai komunitas yang eksis di wilayah tersebut, dengan fun games menarik dan seabrek merchandise yang bisa Anda dapatkan.

Pemeriksaan kondisi gigi dalam mobil keliling SATU Dentour. Sumber gambar: instagram.com/satudental
Pemeriksaan kondisi gigi dalam mobil keliling SATU Dentour. Sumber gambar: instagram.com/satudental
Pound Fit bareng SATU Dentour di CFD Summarecon Bekasi. Sumber gambar: instagram.com/satudental
Pound Fit bareng SATU Dentour di CFD Summarecon Bekasi. Sumber gambar: instagram.com/satudental

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun