Nilai Uang Japuik Menyesuaikan Status Sosial Mempelai Lelaki
Nilai uang japuik akan berbeda-beda, menyesuaikan status sosial lelaki tersebut. Semakin tinggi status sosial sang lelaki dan keluarga, maka akan semakin tinggi pula nilai uang japuik. Terlebih, jika ia keturunan bangsawan atau menyandang gelar bangsawan, seperti sidi, bagindo, atau sutan.
Dahulu, alat ukur untuk uang japuik bukanlah uang rupiah, melainkan ameh atau emas. Besaran nilainya terhitung sekitar satu ameh atau setara dengan 2,5 gram emas.
Namun, kini ada sedikit perubahan, nilai uang japuik lebih ditentukan dari tingkat pendidikan, pekerjaan, dan jabatan lelaki. Kalau tidak bisa membeli emas, boleh menggantinya dalam bentuk uang rupiah, hewan, atau kendaraan senilai hitungan ameh
Biasanya, kedua keluarga besar mempelai akan merundingkan kesepakatan nilai uang japuik. Jadi, tak perlu khawatir karena besaran nilai tersebut dapat menyesuaikan tingkat ekonomi keluarga perempuan.
  Mengembalikan Uang Japuik dalam Tradisi Manjalang Mintuo
pihak perempuan memang memberikan sejumlah uang kepada pihak lelaki. Kemudian, uang japuik akan dialokasikan untuk membiayai keperluan selama prosesi pernikahan Namun, pada tradisi Manjalang Mintuo seusai pernikahan, pihak lelaki akan mengembalikan uang japuik yang sebelumnya diterima dari pihak perempuan.
Pihak lelaki akan mengembalikannya dalam bentuk perhiasan kepada sang istri atau anak daro. Bahkan biasanya, nilai perhiasan tersebut akan melebihi jumlah uang japuik sebelumnya. Hal ini merupakan bentuk bentuk penghormatan dari pihak lelaki atas pemberian uang japuik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H