Makassar memang Kota dengan penuh pesona dan magnet luar biasa, hampir setiap waktu agenda event lokal, nasional hingga internasional dihelat dikota anging mammiri ini. Selain punya daya tarik tersendiri akan budaya, kultur, kekayaan potensi, fasilitas publik yang layak hingga akses yang relatif mudah Makassar juga dikenal sebagai gerbang Indonesia Timur ditambah lagi bahwa Makassar adalah salah satu Kota dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikasn di Indonesia. Kota Makassar Makassar dengan cita menjadi Kota kelas dunia sangat memungkinkan dengan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki, apalagi Makassar punya sejarah tentang kejayaannya sebagai Kota Niaga yang melayani berbagai negera dimasa lalu.
Membahas tentang pertumbuhan ekonomi, Trend saat ini mengarah pada pertumbuhan ekonomi berbasis industri kreatif, dengan konsep mengedepankan ide dan gagasan yang bernilai ekonomis yang ditunjang dengan teknoligi informasi. Industri kreatif menjadi salah satu solusi dalam persaingan dan perdagangan bebas, apalagi dalam mengahadapi kebijakan Masyarakat ekonomi asean dimana dibutuhkan daya saing dan keunggulan baik dari segi skill, keterampilan, produk hingga segmen layanan jasa. Ekonomi kreatif memang sedangkan menjadi perhatian dunia, sebab didunia saat ini industri kreatif berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dunia selain industri pertahanan keamanan.
Ada beberapa kota didunia yang menjadikan industri kreatif sebagai tulang punggung serta industri strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kota. Berdasar pada hal tersebut pada tahun 2004 UNESCO menyusun konsep jejaring kota kreatif dunia, dengan mengidentifikasi kota-kota didunia yang yang menempatkan kreativitas sebagai faktor strategis untuk meningkatkan taraf perekomonian dalam menopang pembangunan berkelanjutan. Maka UNESCO meluncurkan program Creative City Network (CCN), program yang bertujuan mengkoneksikan kota-kota agar dapat bertukar pengalaman, pengetahuan, dan sumber daya antara anggotanya sebagai jalan untuk mengangkat industri kreatif lokal dan menumbuhkan kerjasama di seluruh dunia.
Di Indonesia ada dua kota yang telah mendapatkan predikat kota kreatif yakni Kota Pekalongan bidang Crafts & Folk Art dengan mengandalkan kreativitas industri batik dan  Kota Bandung dibidang Design dengan 56% perekonomiannya bertumpu pada kegiatan yang berkaitan dengan desain, fashion, desain grafis dan media digital yang dikolaborasikan dengan kreasi lokal dapat dilihat di sini. Dan juga  kota yang sementara diusulkan masuk dalam kategori kota kreatif yaitu Kota Solo Kota  Jogyakarta.
Indonesia Creative Cities Conference 2017 atau konferensi kota kreatif Indonesia ke tiga yang dihelat di Kota Makassar pada tanggal 6 hingga 10 September 2017 merupakan langkah nyata serta upaya untuk mensinergikan kota-kota di Indonesia agar bisa berkompetisi membangun perekonomian kota yang berbasis industri kreatif. Konferensi Kota Kreatif Indonesia dimotori oleh ICCN atau jejaring kot/kabupaten kretaif Indonesia yang merupakan organisasi wadah untuk mengkolaborasikan potensi keunggulan kota-kota di Indonesia, bergerak bersama dengan Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Lalu kenapa konferensi tahun 2017 dihelat di Kota Makassar? Apakah Makassar juga sudah layak diusulkan ke UNESCO sebagai Kota Kreatif dunia?, Tapi paling tidak berikut paparkan tentang gambaran singkat jejak perhelatan ICCC dari waktu ke waktu, berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan diikuti oleh  penulis yang juga merupakan delegasi ICCC dari Kota Makassar, yang kemudian diberikan amanah sebagai salah satu formatur pembentukan ICCN. Juga senantiasa bersuara bersama kota-kota diluar pulau Jawa, terkhusus teman-teman delegasi Kendari Kreatif  agar tuan rumah konferensi bisa dihelat Kota Makassar.
ICCC 1 pada tanggal 22-25 Oktober 2015 di Kota Surakarta
- Berdasarkan hasil dari Creative Cities Conference yang dilaksakan April 2015 di Bandung yang kemudian dikenal sebagai poros Bandung-Solo, maka diselenggarakan Indonesian Creative Cities Conference pertama di Kota Solo atas kerjasama Solo Creative City Network (SCCN), Pemkot Surakarta Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Pariwisata, dan Bekraf RI.
- Rekomendasi hasil ICCC 2015 yakni dengan lahirnya Deklarasi Solo tentang terbentuknya Jejaring Kabupaten-Kota Kreatif Indonesia (JK3I) dengan brand name Indonesia Creative Cities Network ICCN dapat dilihat di sini.Â
- Salah satu hasilnya konferensi 2015juga menetapkan Kota Solo sebagai sekretariat sementara ICCN dan menunjuk Paulus Mintarga dan Liliek sebagai Ketua dan Sekretaris ICCN.
- Delegasi Kota Makassar untuk kali pertama bergabung pada konferensi Kota kreatif atas rekomendasi dari teman-teman Kendari Kreatif yang telah bergabung di konferensi Bandung. Dan Kota Makassar menjadi salah satu Formatur pada Deklarasi berdirinya Indonesia Creative Cities Network (ICCN) atau Jejaring Kota/Kabupaten Kreatif Indonesia yang diinisiasi oleh beberapa komunitas kreatif bersama Badan Ekonomi Kreatif RI.
- Inilah pertamakalinya Kota Makassar disebut sebagai salah satu kandidat tuan rumah ICCN 2016 bersaing dengan beberapa Kota lain di Indonesia, walaupun saat itu Kota Malang terpilih sebagai tuan rumah ICCC 2 tahun 2016.
Rapat Formatur ICCN pada anggal 17 Nopember 2015 di Balaikota Surakarta
- Sesuai amanah Deklarasi Solo maka tim fotmatur presidium melaksanaan Rapat Formatur membahas pembentukan, AD ART dan stuktur ICCN. Rapat yang difasilitasi oleh Bappeda Kota Surakarta dilaksanakan di Balaikota Surakarta.
- Pada rapat formatur tersebut juga membahas tentang persiapan dari Kota Malang  sebagai tuan rumah ICCC kedua pada tahun 2016, Kepala Bappeda Kota Malang Bpk. Wasto yang juga salah satu formatur didampingi oleh beberapa SKPD Pemkot Malang serta Komunitas Kota Malang memaparkan perencanaan  hingga persiapan teknis ICCC 2016.
- Pada kesempatan tersebut pula formatur dari Kota Makassar datang bersama pihak Pemkot Makassar yang diwakili oleh Andi Eka yang merupakan salah satu Kepala Bidang di Bappeda Kota Makassar. Hal tersebut bertujuan memberikan gambaran pada Pemerintah Kota Makassar terkait konsep kota kreatif yang meniscayakan sinergitas antara Pemerintah, Akademisi, Pelaku Usaha, dan Masyarakat (Komunitas) yang sering disebut sebagai Quadro helix. Dan juga bisa menjadi itu input terkait ICCC dan ICCN dan tak kalah penting adalah kehadiran perwakilan Pemkot Makassar untuk meyakinkan bahwa Kota Makassar siap diberi amanah sebagai tuan rumah I konferensi ditahun berikutnya.
- Launching Jejaring Kota/Kabupaten Kreatif Indonesia (ICCN) yang diadakan oleh Badan Ekonomi Kreatif RI di Cafe Omah Sendok Jakarta dihadiri oleh Bpk. Triawan Munaf serta dihadiri oleh pengurus ICCN, Formatur ICCN dan beberapa komunitas kreatif.
- Pada kegiatan tersebut delegasi Kota Makassar hadir bersama Wakil Walikota Makassar Syamsu Rizal MI bersama Kabid Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata & Ekonomi Kreatif Kota Makassar. Kehadiaran Pemerintah Kota Makassar tersebut untuk berkoordinasi dengan Bekraf terkait adanya kebijakan terbentuknya numenklatur baru pada struktur organisasi pemerintahan yakni Ekonomi Kreatif, pada Pemkot Makassar bergabung dengan Dinas Pariwisata. Selain tujuan itu juga berkoordinasi dengan ICCN dan Bekraf RI terkait kemungkinan Kota Makassar sebagai tuan rumah konferensi kota kreatif setelah Kota Malang.
- Setelah menghadiri beberapa pertemuan terkait Kota Kreatif, penulis berusaha sesuai kemapuan dibantu temana-teman di Kota Makassar melakaukan sosialisasi dalam rangka memperkenalkan ICCN dan mensosialisasi hasil ICCC 2015 di Solo pada beberapa Kab/Kota diwilayah Sulawesi terkhusus di Sulawesi elatan baik melalui diskusi, pembicara, membuat tulisan ke media mainstrem hingga media sosial, event ekonomi kreatif dimedia hingga media sosial.
- Pada saat persiapan ICCC 2016 di Malang aktif berkoordinasi dan mendistribusikan undangan peserta dan narasumber terkait agenda konferensi kebeberapa komunitas kreatif dan Pemeritah Kota di wilayah Sulawesi terkhusus di Sulawesi Selatan.bersamaan dengan mendistribusikan undangan ICCC 2016 di Malang.
ICCC 2 pada 31 Maret-5 April 2016
- Konferensi Kora Kreatif Indonesia 2016 atau lebih familiar ICCC 2 di Kota Malang yang dibuka oleh Kepala Bekraf RI Triawan Munaf didampingi oleh Walikota Malang M. Anton.
- ICCC tahun 2016 ini diikuti oleh 36 kota dan kabupaten, serta pelaku bisnis ekonomi kreatif, akademisi, dan lima perwakilan Negara-negara di Asia termasuk Konsulat Jenderal Korea Selatan. Bekraf sendiri menyusun agenda yang fokus pada konsep kota kreatif indonesia yang berkelanjutan.
- Konferensi diKota Malang adalah Momentun yang cukup strategis bagi Kota Makassar, sebab disetiap konferensi salah rekomendasinya tentang tuan rumah konferensi tahun berikutnya. Sebagai bentuk kesiapan dan keseriusan Kota Makassar, selain hadir delegasi Makassar bersama beberapa komunitas juga hadir Pemerintahan Kota Makassar. Walikota Makassar Ir. H. Moh. Ramdhan Pomanto juga sebagai menjadi pembicara dalam memaparkan pertumbuhan dan potensi ekonomi kreatif Kota Makassar dan Wakil Walikota Makassar Dr. H. Syamsu Rizal MI, S.Sos., M.Si. yang memaparkan kesiapan Kota Makassar sebagai tuan rumah yang ditandai dengan penandatangani MOU tuan rumah ICCC 2017 bersama ICCN dan Berkraf RI. Turut Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Makassar Ir. Rusmayani Madjid bersama SKPD terkait dan komunitas maupun penggiat ekonomi kreatif di Kota Makassar.
- Setelah memastikan rekomendasi ICCC 2016 tentang tuan rumah, maka Dinas Pariwisata dan Ekraf oleh sebagai pra kondisi kesiapan komunitas menghelat agenda ICCC 2017 di Kota Makassar. Hadir sebagai panelis Harri Sungkari Deputi Bekraf RI, Ketua Pokja Ekonomi Kreatif Kota Bandung Tita Larasati, Paulus Mintagra Ketua ICCN dan penulis sebagai pemandu workshop.
- Kegiatan dilaksanakan sehari di D'Maleo Hotel Makassar dihadiri puluhan komunitas dan penggiat Ekonomi kreatif di Kota Makassar.