Mohon tunggu...
Irwan E. Siregar
Irwan E. Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Bebas Berkreasi

Wartawan freelance, pemerhati sosial dan kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Roti Jala dengan Kuah Manis dan Pedas

4 April 2023   10:46 Diperbarui: 4 April 2023   10:57 1662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roti jala disajikan dengan kuah kolak. (Foto: dok. Pribadi)

MESKIPUN berasal dari India, roti jala kini telah menjadi makanan khas Melayu. Mulai dari Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Singapura, makanan ini cukup populer dan ada dijual di berbagai tempat.

Makanan yang terbuat dari tepung terigu ini menjadi hidangan khusus pada pesta perkawinan, sunatan, dan hajatan lainnya. Pada bulan puasa roti jala juga ikut meramaikan pasar ramadhan.

Dinamakan roti jala karena memang berbentuk mirip jala untuk menangkap ikan. Namun, di Medan, Aceh, Malaysia, dan Singapura orang lebih sering menyebutnya roti canai.
 
Awalnya roti jala disantap dengan kari kambing. Mantap saat disruput dengan kuahnya yang lezat. Namun, belakangan ini, terutama di Riau, sering juga dipadu dengan kuah kolak atau kolak durian sebagai pengganti kari. Rasanya tetap menggiurkan.

Kepingin mecicipi atau mencoba membuat sendiri roti jala? Situs Riau Online membantu memberikan resep dan cara membuatnya.

Bahan:

1 kg tepung terigu
500 ml air
2 butir telur
4 sdm minyak sayur
1/2 sdm garam
kentang, potong dadu

Bahan bumbu kari

8 siung bawang merah, haluskan
8 siung bawang, putih haluskan
4 sdm bubuk cabai merah
8 butir kapulaga
8 butir cengkeh
Dua potong kayu manis
2 sdm ketumbar halus
1 sdt kaskas
Lima butir bunga lawang
1/4 sdt jintan halus
4 lembar daun salam
6 lembar daun jeruk
2 batang serai
2 sdm kunyit halus
1.200 cc santan
50 cc air
4 sdm minyak
Garam secukupnya

Cara membuat kari spesial:

Tumis bawang putih bawang merah bubuk cabai kunyit cinta dan ketumbar sampai harum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun