PAI LIN nama seekor gajah di Thailand. Sudah 25 tahun ia mengabdikan diri sebagai hewan tunggangan wisatawan.
Tapi kini Pai Lin harus mendapatkan perawatan serius. Bukan karena usianya yang sudah renta. Ia mengalami kerusakan tulang belakang akibat mengangkut beban berat. Â
Sebuah organisasi penyelamat binatang di Thailand, Wildlife Friends Foundation of Thailand  (WFFT), menyebutkan tulang belakang Pat Lin rusak secara permanen setelah bertahun-tahun membawa wisatawan di punggungnya.
Kerusakan seperti itu biasa terjadi pada gajah di kawasan wisata jalan lintas alam. Gajah yang digunakan seringkali harus membawa beban hingga enam wisatawan. Sekaligus dengan mahout (pawang) dan howdah (kursi) yang berat, dalam perjalanan lama sepanjang hari," ungkap organisasi nirlaba itu seperti dikutip situs mothership.sg .
Beban berat yang konstan menyebabkan tulang dan jaringan mereka memburuk secara perlahan dan secara permanen merusak tulang punggung gajah. Howdah juga meninggalkan bekas luka di punggung Pai Lin.
"Sementara ini gajah mungkin dikenal karena kekuatan dan ukurannya. Namun punggungnya tidak secara alami dirancang untuk menahan beban, karena punggung gajah menjulur ke atas," kata Tom Taylor, direktur proyek WFFT.
Gajah biasa memiliki tulang belakang berbentuk kubah, tetapi tulang belakang Pai Lin telah ambruk. Kendati begitu Pai Lin saat ini hidup bahagia bersama 22 gajah lainnya yang diselamatkan oleh WFFT.
Sebagian besar gajah yang diselamatkan WFFT menderita penganiayaan selama beberapa dekade.
WFFT berharap untuk meningkatkan kesadaran tentang bagaimana bisnis penunggangan tersebut menyebabkan banyak gajah menderita. Karena itu WFFT mendorong wisatawan untuk mendukung suaka gajah yang etis dan berkelanjutan sambil menghindari pihak yang menawarkan menunggang atau praktik eksploitatif lainnya.
Gajah Asia, mamalia darat terbesar  di benua Asia, terancam punah dan menghadapi risiko kepunahan yang tinggi.