Mohon tunggu...
Irwan Maulana
Irwan Maulana Mohon Tunggu... Dosen - Penulis Lepas

It isn't end game

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Politik Pesantren dalam Membangun Indonesia pada Abad ke XXI

2 Mei 2024   11:58 Diperbarui: 2 Mei 2024   12:32 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pesantren memiliki peranan sentral dalam membangun pendidikan di Indonesia yang sistemnya sudah teruji dari masa ke masa dan mampu melahirkan para kadernya untuk memasuki berbagai macam lini pembangunan bangsa seperti politik, pendidikan, ekonomi, teknologi dan sosial. Dari lini-lini yang diisi oleh mereka ini maka banyak sekali kontribusi yang sudah diberikan baik dari gagasan maupun bentuk lainnya.

Ada yang mengatakan pesantren pertama kali ada sejak abad ke 14, ada juga yang mengatakan sejak abad ke 15, ada juga yang mengatakan pada abad ke 17. Adanya perbedaan ini tentu saja dipengaruhi oleh adanya perbedaan cara pandang para sejawan akan tetapi perlu diingat bahwa poin yang paling penting adalah bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan pertama yang ada di Indonesia.

Sejak awal berdirinya, pesantren adalah lembaga pendidikan yang paling getol dalam melawan penjajahan yang ada di Indonesia sebab nilai-nilai Islam yang diajarkan di pesantren sangat menentang berbagai macam bentuk kedzholiman salah satunya penjajahan. Politik pesantren dari masa ke masa tidak pernah berubah, mereka berpolitik hanya untuk mendidik anak-anak bangsa supaya memiliki nilai Islam, akhlak, adab, ilmu yang nantinya bermanfaat untuk agama, masyarakat, dan negara. Hal ini tercermin dalam salah satu motto mereka bahwa hidup di pesantren harus ikhlas, gurunya ikhlas mengajar, orangtuanya ikhlas menitipkan anaknya di pesantren dan anaknya juga harus ikhlas belajar di pesantren.

Sekarang ini, dunia telah memasuki abad ke XXI yang ditandai dengan percepatan teknologi, arus derasnya informasi yang semakin masif berseliweran di jagat media sosial dan memberikan pengaruh kepada pola pikir masyarakat serta tingkah laku khususnya bagi anak muda. Sejatinya, pesantren mengajarkan para santrinya agar senantiasa menjadi manusia yang bermanfaat sebab manusia yang paling baik adalah manusia yang mampu memberikan manfaat bagi orang lain. Tentu saja salah satu ajaran ini melekat dan menghujam ke dalam sanubari para santri agar kelak setelah mereka lulus dari pesantren, mereka akan tetap berkiprah di masyarakat berdasarkan profesi mereka masing-masing.

Jika pada awal mulanya pesantren memiliki komitmen besar untuk menolak berbagai macam bentuk penjajahan, maka pada zaman sekarang ini juga sama. Sekarang tidak ada lagi penjajahan berbentuk fisik, sekarang penjajahan menjelma menjadi makhluk lain dalam bentuk penjajahan ekonomi, teknologi, budaya hedonisme dan matrealisme, dan bentuk lainnya. Oleh karena itu, Pesantren seharusnya berkiprah sesuai dengan zamannya agar senantiasa relevan dari masa ke masa serta dapat memberikan solusi dan mencetak kader-kadernya yang senantiasa bermanfaat sebagai salah satu tugas Khalifah Fil Ardh.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun