Kemacetan di Kota Palembang cukup membuat resah setiap pengendara yang melintas. Segala urusan bisa terhambat gara-gara macet. Bahkan tak jarang suara caci-makian nyaring terdengar di sepanjang jalan akibat kemacetan ini. Sehingga jalanan tampak tak ramah, justru seperti area pertandingan yang kuat menang, yang lemah tersingkir. Intinya, banyak hal negatif yang disebabkan kemacetan. Hal ini wajar, karena secara psikologis, kemacetan bisa menyebabkan pikiran pengendara stress dan mudah emosi.
Keadaan itupun menjadi perhatian serius dari Calon Walikota Palembang 2018 Mularis Djahri. Baginya, agar Kota Palembang menjadi kota yang ramah, kemacetan tak bisa dibiarkan terlalu lama, harus segera diberikan solusi. Meski demikian, diperlukan kajian terlebih dahulu apa yang menyebabkan kemacetan itu terjadi. Setelah itu baru pihak yang berwenang mengetahui apa yang harus dilakukannya.
Sepanjang pengamatan serta kajian Mularis Djahri, kemacetan di Kota Palembang terjadi karena adanya beberapa pembangunan infrastruktur yang tengah dikerjakan. Pembangunan inipun menyebabkan jalan menyempit, menahan laju kendaraan di lampu merah dan di tempat tertentu karena operasi alat berat pembangunan infrastruktur serta operasi buka tutup ketika ada pengerjaan lainnya.
Di mana-mana, setiap kali ada pembangunan infrastuktur jalan pasti menimbulkan kemacetan. Karena kemacetan yang terjadi karena pembangunan infrastruktur tidak bisa dielakkan, Mularis Djahri meminta kepada warga Palembang untuk sementara memaklumi keadaan seperti itu. Ia yakin jika pengerjaan dua proyek Jembatan Musi, jalan tol, fly over, underpass dan pembangunan yang lain telah selesai, tidak ada lagi kemacetan.
Meski kemacetan ditengah pembangunan infrastuktur sudah menjadi kepastian, Mularis Djahri memberikan solusi agar pembangunan tetap lancar, tetapi kemacetan juga tak terlalu parah. Pengusaha sukses asal Kota Palembang ini menjelaskan salah satu yang bisa mengurangi tingkat kemacetan itu adalah kesadaran warga untuk meningkatan tertib berlalu lintas.
Warga diharapkan untuk tidak parkir kendaraan di jalan raya, mengendarai kendaraan dengan memperhatikan rambu lalu lintas, membagi giliran keluar masuk kendaran di persimpangan jalan dan menjaga kendaraan tetap layak jalan sehingga tidak mogok yang pada gilirannya akan menghambat laju kendaraan. Mularis Djahri percaya jika masyarakat menyadari tertib lalu lintas, kemacetan ditengah pembangunan infrastuktur jalan bisa berkurang. Apalagi setelah pembangunan selesai tetap tertib, dipastikan warga Palembang tidak akan menemukan kemacetan lagi.
Kemudian, Direktur Utama PT Campang Tiga Palembang inipun menargetkan akan menata Kota Pelembang dengan fasilitas yang terintegrasi secara digital yang mengatur laju kendaraan secara tepat dan efisien. Â Misalnya, menyiapkan kamera di beberapa titik kemacetan yang bisa mengambil gambar pelaku pelanggaran lalu lintas yang diterbitkan dengan peringatan langsung dengan pengeras suara. Hal ini digunakan sebagai bahan pendidikan kesadaran berlalu lintas di jalan raya.
Pendekatan persuasif, Mularis Djahri meyakini adalah cara yang paling elegan dalam mendidik warga agar bisa berpartisipasi dalam mengurangi kemacetan di jalan raya. Penguatan penerbitan lalu lintas lewat jalur pendekatan hukuman diyakini akan efektif.
Mularis menutup, bahwa Kota Palembang yang cerdas kotanya dan sejahtera warganya sangat tergantung pada ketertiban berlalu lintas. Ini selain akan melahirkan rasa aman, nyaman dan menyenangkan semua orang yang menggunakan jalan raya di Kota Palembang, juga akan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi di mana peran infrastruktur dapat berperan optimal dalam melayani aktifitas ekonomi rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H