Setiap kompetisi, termasuk dalam dunia politik, tanpa terkecuali memiliki strategi. Strategi menjadi tulang punggung dari setiap upaya untuk meraih kemenangan, mencapai tujuan, atau mempengaruhi opini publik. Bagaimanapun, strategi dapat bervariasi, baik dalam kualitas maupun moralitasnya.Â
Evaluasi atas sebuah strategi politik tidaklah sederhana; menjadi subjektif dan tergantung pada sudut pandang setiap individu.Â
Namun, dalam menilai strategi politik, penting untuk kembali kepada prinsip-prinsip integritas, kebijaksanaan, dan keadilan.
Pertama-tama, kita harus memahami bahwa penilaian atas strategi politik adalah relatif. Tidak ada standar baku yang secara mutlak menentukan apakah sebuah strategi dianggap baik atau buruk.Â
Penilaian tersebut sangat tergantung pada konteks, nilai-nilai yang diyakini, dan posisi individu dalam kompetisi politik itu sendiri. Namun, meskipun relatif, bukan berarti tidak ada landasan yang dapat dijadikan acuan dalam mengevaluasi strategi politik.
Sebagai warga negara yang cerdas dan bertanggung jawab, kita memiliki tanggung jawab untuk memilih secara bijaksana dan berintegritas.Â
Artinya, kita harus mampu melakukan filterisasi terhadap informasi-informasi yang diterima serta kebijakan-kebijakan yang diusulkan oleh para pemimpin kita.Â
Hal ini tidaklah mudah, mengingat kompleksitas dari informasi yang ada dan kepentingan politik yang bermacam-macam.
Pertanyaannya, bagaimana kita dapat menjadi pemilih yang bijak dan berintegritas?
Pertama, kita perlu memiliki pemahaman yang kuat terhadap nilai-nilai dasar yang mendasari kehidupan bernegara kita, yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Â
Pancasila bukanlah sekadar semboyan atau slogan, tetapi merupakan landasan filosofis yang mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Â