Selama masa kampanye dan persiapan Pilpres, seringkali terjadi gangguan dalam layanan publik akibat fokus dan sumber daya yang dialihkan ke aktivitas politik.
Untuk itu, dengan memilih Pilpres satu putaran, masyarakat berharap agar pelayanan publik dapat kembali difokuskan pada kepentingan masyarakat secara menyeluruh.
Namun demikian, survei juga mencatat bahwa sebagian kecil dari responden tidak memiliki preferensi yang jelas terkait jumlah putaran Pilpres, sementara ada yang mendukung dua putaran dengan alasan tertentu.
Meskipun demikian, mayoritas jelas menyuarakan keinginan untuk Pilpres satu putaran.
Selain hasil terkait jumlah putaran Pilpres, survei Populi Center, juga mengungkapkan elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Dari survei tersebut, pasangan Prabowo-Gibran memimpin dengan elektabilitas 52,5%, disusul oleh Anis-Muhaimin dengan 22,1%, dan Ganjar-Mahfud dengan 16,9%.
Sebanyak 6,3% responden menyatakan belum memutuskan, sementara 2,2% lainnya menolak untuk menjawab.
Tingginya elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran menunjukkan tren yang signifikan dalam preferensi masyarakat menjelangMeskipun demikian, Afri Madona menegaskan perlunya memperhitungkan margin of error dan dinamika politik yang mungkin terjadi menjelang hari pemungutan suara.
Dalam konteks ini, elektabilitas Prabowo-Gibran yang saat ini mencapai lebih dari 50% dapat mengindikasikan potensi kemenangan dalam satu putaran, namun hal ini tetap harus dilihat dalam konteks perubahan dinamis yang mungkin terjadi.
Afri Madona juga menyoroti bahwa survei yang dilakukan pada akhir Januari hingga awal Februari mungkin tidak sepenuhnya merefleksikan perubahan politik yang terjadi secara cepat.