Debat terakhir ini menyoroti mayoritas pemilih dari berbagai kalangan. Oleh karena itu, para kandidat berupaya menggunakan bahasa yang dapat menyentuh setiap lapisan masyarakat, sehingga debat lebih bersifat informatif.
Dalam debat tersebut, tidak terlihat adanya konflik antar kandidat sekuat pada debat-debat sebelumnya. Pernyataan dan jawaban dari kandidat atas berbagai isu sering kali memiliki kesamaan atau saling melengkapi.
Misalnya, Anies Baswedan memuji komitmen Prabowo terhadap kaum difabel, sementara Prabowo menyetujui pentingnya negara dalam tanggung jawab atas kesejahteraan guru dan dosen yang disuarakan oleh Anies. Ganjar Pranowo juga setuju dengan pendapat Anies tentang pentingnya kesadaran bahwa bansos harus diberikan kepada rakyat yang benar-benar membutuhkan.
Masing-masing kandidat juga menonjolkan program-program unggulan mereka. Anies, yang pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, memaparkan program-programnya terkait infrastruktur kota. Ganjar, yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, menekankan peningkatan kesejahteraan guru dan dosen. Sementara Prabowo, selain menyampaikan program-programnya, juga menyoroti peran pentingnya perempuan dan anak-anak dalam pembangunan.
Namun, dari segi substansi, terutama dalam isu kesehatan, terdapat kekurangan dalam pembahasan ketiga calon presiden. Beberapa isu kesehatan penting seperti program Jaminan Kesehatan Nasional, akses obat dan alat kesehatan, penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan, transparansi informasi kesehatan, pengendalian tembakau, serta peran tenaga kesehatan di garda terdepan, masih minim disinggung.
Meskipun demikian, kesadaran ketiga calon presiden akan pentingnya pendekatan promotif dan preventif dalam bidang kesehatan layak diapresiasi. Karena sebesar apapun alokasi anggaran dan jumlah tenaga medis yang tersedia, tantangan kesehatan yang dihadapi Indonesia akan tetap besar jika angka kesakitan tidak turun.
Debat terakhir ini menjadi penutup dari rangkaian debat kandidat peserta Pemilihan Presiden 2024, yang menyoroti berbagai aspek kehidupan sosial, budaya, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.
Dengan semakin dekatnya tanggal pemungutan suara, langkah-langkah untuk mengendalikan sentimen negatif menjadi krusial bagi setiap kandidat, sementara pendekatan langsung kepada masyarakat di lapangan dianggap lebih berdampak dalam meraih dukungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H