Indonesia, sebuah negeri yang mempesona dengan keanekaragaman budaya dan panorama alamnya, juga terkenal dengan pesona rivalitas yang tak terbantahkan di antara para penggemar sepak bola.
Namun, dibalik sorotan stadion yang bersemangat dan chant-chant yang bergema, terdapat sebuah aspek yang tak boleh diabaikan "fanatisme yang melampaui batas".
Supporter sepak bola Indonesia memang memiliki reputasi sebagai pendukung setia yang tak kenal lelah.
Tetapi, terkadang dedikasi mereka terhadap tim kesayangan melampaui garis yang seharusnya.
Apa yang seharusnya menjadi semangat sportif dan kebanggaan akan warna tim, sering kali berubah menjadi obsesi yang merusak.
Rivalitas antar supporter menjadi lebih dari sekadar dukungan terhadap tim, namun hampir seperti perang antar kelompok.
Pertandingan bukan lagi soal bola, tetapi tentang memenangkan hati dan harga diri di antara sesama pendukung.
Sehingga kesannya, bukan hanya masalah pandangan, tetapi lebih kepada bagaimana fanatisme ini tercermin dalam perilaku yang kadang berlebihan.
Apa yang membuat rivalitas di antara supporter begitu menarik adalah intensitasnya. Dari koreografi megah hingga insiden kekerasan di luar lapangan, semuanya menjadi bagian dari narasi yang membingungkan namun menarik dari budaya sepak bola Indonesia.
Namun, di balik cahaya sorotan, kita harus mengakui bahwa fanatisme yang berlebihan ini juga membawa dampak negatif yang tak terhindarkan.