Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pertanyaan Abadi: Apa Arti Hidup dan Bagaimana Kita Menghadapinya?

4 Januari 2024   12:03 Diperbarui: 4 Januari 2024   12:11 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Hidup, suatu perjalanan yang penuh tanda tanya dan misteri. Di dalam kompleksitasnya, kita sering kali terjebak dalam pertanyaan-pertanyaan abadi yang menantang esensi dan makna dari keberadaan kita. "Apa arti hidup?" dan "Bagaimana kita menghadapinya?" menjadi kerangka pembahasan filosofis yang telah memikat pikiran manusia selama berabad-abad.

Pencarian Makna

Pertanyaan tentang makna hidup sering kali mengarahkan kita pada sebuah refleksi mendalam terhadap eksistensi manusia.

Sejumlah besar pemikir, filosof, dan mistikus telah mencoba menjawab pertanyaan ini dari perspektif yang berbeda.

Bagi Viktor Frankl, seorang psikiater dan penulis "Man's Search for Meaning," makna hidup ditemukan dalam mencari dan menerima makna dalam segala kondisi, bahkan di tengah penderitaan.

Namun, pertanyaan tentang makna hidup tidak selalu memiliki jawaban yang bersifat universal. Filosofi eksistensialis, seperti Jean-Paul Sartre, Dia lebih menekankan kebebasan individu untuk menciptakan makna sendiri.

Ketika kita melihat kedua sudut pandang di atas. Artinya, manusia dihadapkan pada "kekosongan" inheren kehidupan, dan makna hidup dihasilkan melalui pilihan dan tindakan kita.

Arti Hidup dalam Karya-karya Klasik

Sejarah filosofi mencatat pemikiran berbagai tokoh tentang arti hidup. Aristoteles, filsuf Yunani kuno, mengajukan konsep "eudaimonia" atau kebahagiaan sejati sebagai tujuan hidup. 

Menurutnya, kebahagiaan dapat dicapai melalui pengembangan potensi manusia secara menyeluruh.

Di sisi lain, Buddha, pendiri agama Buddha, Dia menekankan pemahaman dan pembebasan dari penderitaan sebagai tujuan utama kehidupan. Dalam ajarannya, kebijaksanaan, etika, dan meditasi menjadi jalan untuk mencapai pembebasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun