Pemilihan Umum 2024 semakin dekat, namun tantangan terbesar yang kita hadapi bukan hanya sebatas pertarungan politik.Â
Saat ini, ancaman hoaks dan disinformasi semakin merajalela, berakibat mengancam integritas Pemilu dan persatuan bangsa kita.
Dilansir dari CNNIndonesia.com, konten hoaks terkait pemilu mencapai angka mencengangkan. Menkominfo menyoroti peningkatan hampir 10 kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Permasalahannya semakin rumit dengan Facebook sebagai tempat terbesar penyebaran hoaks, dengan 455 sebaran isu hoaks menurut data Kominfo.
Mengapa Facebook rentan terhadap hoaks, terutama menjelang pemilu?
Tentu, Facebook ini merupakan media sosial paling populer di Indonesia dengan  jumlah pengguna paling banyak.
Tak heran, Facebook dengan fitur yang mudah di akses dan akrab bagi masyakarat di gunakan untuk kampanye politik di era digital saat ini.
Kemudahan berbagi informasi di Facebook menjadi alat efektif untuk menyebarkan narasi politik, baik yang benar maupun hoaks.
Meskipun Facebook menjadi sarang hoaks, Meta sebagai perusahaan induk telah berkomitmen memberantas hoaks di platform mereka. Komitmen ini menjadi langkah positif dalam menjaga integritas pemilu dan kualitas demokrasi.
Risiko terpapar hoaks menjelang pemilu
Khususnya bagi para pengguna Facebook, risiko terpapar hoaks semakin tinggi menjelang pemilu.
Oleh karena itu, tindakan preventif perlu diambil untuk melindungi masyarakat dari informasi palsu yang dapat merugikan proses demokrasi.
Tiga Cara Ampuh Menangkal Hoaks
Berikut adalah tiga cara ampuh agar masyarakat tidak terjebak dalam perangkap hoaks:
1. Tidak Mudah Terpancing Emosi oleh Berita Sensasional
Berita sensasional dapat memicu emosi pembaca. Masyarakat diminta untuk tidak mudah terpancing dan langsung membagikan berita tanpa pengecekan lebih lanjut. Cek dan ricek informasi sebelum menyebarkannya menjadi kunci utama.
2. Memastikan Sumber Berita yang Dipercaya dan Bermutu
Kepercayaan pada sumber berita krusial. Pastikan sumber berita memiliki reputasi baik dan didasarkan pada fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Memilih sumber informasi terpercaya menjadi langkah strategis untuk meminimalkan risiko penyebaran hoaks.
3. Membandingkan Berita dari Sumber yang Berbeda
Membandingkan berita dari sumber yang berbeda membantu memastikan kebenaran informasi. Ini menghindari ketergantungan pada satu sumber saja dan mengurangi risiko penyebaran hoaks.
Dampak Negatif Hoaks terhadap Demokrasi dan Persatuan
Kemenkominfo dalam beberapa keterangan tertulis, tampak menyoroti dampak negatif penyebaran hoaks terhadap demokrasi dan persatuan bangsa.
Hoaks tidak hanya menyasar pada calon presiden, tetapi juga merusak reputasi KPU dan lembaga penyelenggara pemilu lainnya.
Salah satu contoh Fenomena hoaks, seperti informasi palsu tentang Prabowo Subianto yang disebut gagal mencalonkan diri sebelumnya sempat jadi Boomerang dan disinformasi terkait Ganjar Pranowo, ini dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi.
Meskipun Facebook menjadi platform dengan penyebaran hoaks terbanyak, pemerintah bersama Meta telah berkomitmen memberantas hoaks.
Upaya bersama antara pemerintah, lembaga penyelenggara pemilu, dan platform media sosial menjadi kunci dalam menanggulangi ancaman hoaks.
Bersama Melawan Hoaks di Pemilu 2024
Jelang Pemilu 2024, tantangan melawan hoaks dan disinformasi tetap menjadi prioritas utama.
Masyarakat dituntut untuk lebih cerdas dalam mengonsumsi informasi, menjaga kewaspadaan, dan berkolaborasi dengan pemerintah serta platform media sosial.
Harapannya, Pemilu 2024 dapat berlangsung dengan integritas tinggi, mendukung kualitas demokrasi, dan memperkuat persatuan bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI